Menhan Prabowo Maiyahan di Mojokerto, Mbah Nun: Saya Pasang Badan

MOJOKERTO (Realita) -  Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto tadi malam hadir dalam acara Sinau bareng di komplek Pondok Pesantren Segoro Agung, Senin (26/12/2022).

Dalam acara itu mbah Nun mengatakan jika Prabowo Subianto merupakan kawan lama, yang mana dulu Prabowo pernah datang dalam acara Padhangmbulan di Desa Menturo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang Jawa Timur, sekitar tahun 1998 yang mana kala itu Mantan Danjen Kopassus berpangkat terakhir Mayjen itu, dituding menculik beberapa aktivis.

Baca Juga: Ngaku Bawahan Prabowo, Puluhan Korban Dugaan Penipuan Gruduk Polres Madiun Kota

"Beliau terlakhir datang di Padhangmbulan Jombang sekitar tahun 1998, yang mana kala itu, beliau dituduh menculik, saat itu saya yang pasang badan untuk melindungi beliau" ucap mbah Nun.

 

Dikutip dari beberapa ceramah mbah Nun di Youtube, mbah Nun pernah mengatakan jika, memang dulu Prabowo pernah melakukan penculikan, akan tetapi kata mbah Nun, salahnya Prabowo yang diculik itu tidak dibunuh, seperti halnya penculikan yang lain, justru kemudian aktivis yang diculik itu, dilepas kembali, dan beberapa diantaranya malah setia pada Prabowo, dan sejak awal bergabung dengan Gerindra, beberapa nama yang disebutnya mbah Nun antara lain Pius, dan Harianto Taslan.

Kembali ke acara Sinau Bareng, Dalam acara itu mbah Nun sapaan MH Ainun Najib oleh kalangan anak-anak maiyah juga beberapa kali bercanda, jika dulu aslinya Prabowo lah yang seharusnya menang Pilpres namun hasil perolehan suara dimanipulasi akhirnya terpaksa harus kalah.

Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer

Seketika, menhan sambil senyum mengatakan di depan jamaan maiyah, "yang penting indonesia damai dan rukun" sahut Menhan Prabowo. Lalu kemudian, mbah Nun kembali bercanda,  dengan mengatakan, "Terus kenapa nyapres," ucap mbah Nun sambil tertawa.

Cilegon dalam

Menhan pun kemudian mengalihkan candaan itu dengan mengajak semuanya bernyanyi.

Acara yang bertema doa bersama serta promosi kesehatan reproduksi dan percepatan penurunan stunting berbasis pondok pesantren bersama mitra kerja itu, juga dihadiri Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati.

Baca Juga: Pengalaman 100 Tahun, Jepang Bersedia Ajari Pemerintahan Prabowo Soal Pelaksanaan Makan Gratis

Dalam kesempatan itu, Bupati memberikan beberapa pesan yang salah satunya yakni dalam menekan tingginya angka stunting yakni suami harus menyayangi istrinya terlebih saat usia kehamilan di tiga bulan pertama. "Karena saat usia kandungan dibawah tiga bulan, calon ibu biasanya susah makan, jika suami tidak benar-benar telaten, maka asupan gizi bagi ibu dan calon bayi sangat mungkin terganggu, maka peran suami disini sangat diperlukan" jelas Istri Mustofa Kamal Pasa itu.

Acara yang sejak sore diguyur hujan itu tetap berlangsung khusuk, karena dalam teori maiyah, hujan bukanlah hal buruk, akan tetapi rahmat dari Alloh SWT, sehingga jamaah maiyah tetap duduk di tempat, seperti tidak terjadi hujan, baru sekitar pukul 23.00 hujan reda dan acara berakhir pukul 00.00. hk

Editor : Redaksi

Berita Terbaru