Melawan Penuaan, Pria Ini Habiskan Rp 29 Miliar agar Kembali Muda

WASHINGTON - Banyak orang menjajal berbagai prosedur anti-aging atau anti penuaan demi kembali muda. Salah satu yang berani mengambil langkah cukup ekstrem adalah Bryan Johnson, pria miliarder di Amerika Serikat.

Bryan diketahui menghabiskan kurang lebih 2 juta dolar AS atau sekitar Rp 29,9 miliar dalam setahun untuk mengembalikan tubuhnya ke kondisi prima ala anak muda.

Baca Juga: Miliarder Ini Rajin Setrum Alat Kelaminnya agar Berfungsi Seperti Remaja 18 Tahun

Pria 45 tahun itu rela melalui serangkaian prosedur dengan memanfaatkan teknologi canggih untuk memodifikasi dan 'memperbarui' tubuhnya.

Ia mengaku memiliki tim yang terdiri atas 30 dokter dan pakar untuk mengembalikan jantungnya kembali ke usia 37 tahun, kapasitas paru-paru layaknya anak muda berusia 18 tahun. hingga kulit yang kembali sehat layaknya usia 28 tahun.

Selain itu, ia juga berencana mengembalikan organ tubuhnya yang lain kembali layaknya anak remaja, termasuk di antaranya adalah alat vitalnya.

Baca Juga: Polri segera Gelar Operasi Mantap Brata Amankan Pemilu 2024

Sang pengembang software ini harus menjalani serangkaian rutinitas ketat yang disebut sebagai The Project Blueprint.

Salah satu bagian dari rutinitas ini mengharuskan Bryan untuk menjalankan diet vegan dan hanya mengonsumsi sekitar 1.977 kalori setiap harinya. Tak hanya diet, ia juga harus menjalankan olahraga intens secara rutin.

"Apa yang saya jalankan mungkin terkesan ekstrem, tetapi saya mencoba untuk membuktikan bahwa menyakiti diri sendiri dan kerusakan bukannya tidak terelakkan," ujar Bryan, seperti dikutip dari New York Post.

Baca Juga: Lebaran, Ayu Ting Ting Pamer Hidung Baru

Ia ingin membuktikan bahwa penuaan yang dialami tubuh manusia bisa dicegah dengan bantuan teknologi canggih.

Keputusan Bryan untuk mengubah dirinya menjadi muda kembali bukan cuma demi penampilan. Di samping itu Bryan mengisahkan, dirinya sempat mengalami peningkatan berat badan drastis, depresi, dan pernah nyaris bunuh diri. Tak lain, imbas stres dan jam kerja yang tinggi.ik

Editor : Redaksi

Berita Terbaru