JEMBER- Muhammad Fahim Mawardi, kiai yang juga pengasuh pondok pesantren Al Djaliel 2 di Desa Mangaran, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, sudah ditahan. Dia bikin heboh lantaran diduga mencabuli 11 santriwati dan 4 ustazah.
Dalam kasus mesum ini, terungkap ada rekaman cabul. Hal ini ditegaskan oleh istri Fahim yakni HA atau kerap disapa Ibu Nyai. Dirinya sudah curiga suaminya kerap tidur bersama "para korban" di kamar khusus berkunci fingerprint di lantai 2.
Ketika suaminya tidur di lantai 1, diam-diam Ibu Nyai memberanikan diri naik ke lantai dua dan masuk ke kamar khusus. Ibu Nyai kemudian melihat isi handphone (hp) Fahim dan terhenyak: Di dalamnya terdapat belasan file rekaman suara laki-laki dan perempuan yang mengeluarkan desahan khas orang sedang berhubungan intim.
Ibu Nyai mengenali suara kedua orang tersebut. Suara lelaki di rekaman yaitu suaminya, sedangkan yang suara perempuan adalah ustazah.
"Ada rekaman suara ciuman, desahan, percakapan dan lain-lain. Saya cek file rekaman tertanggal 25 November 2022. Berarti, hubungan mereka sudah lama. Saya pun kaget," kata Ibu Nyai.
Ibu Nyai kian terkejut saat mendapati kontak telepon orang lain di hp suaminya yang diberi nama spesial, yakni dengan istilah "Zaujati". Ibu Nyai tahu kata asal bahasa Arab itu digunakan untuk memaknai sebutan yang berarti "wahai istriku".
Kontak telepon bernama Zaujati itu setelah diperiksa olehnya ternyata berisi nomor seluler yang sama dengan milik ustazah. Hal ini spontan menyentaknya.
Ibu Nyai kemudian mendatangi ustazah itu untuk menanyakan status hubungannya dengan Kiai Fahim. Benar saja, kecurigaannya tentang suaminya terjawab dari mulut ustazah langsung.
Selebihnya, Ibu Nyai tak menceritakan lebih jauh soal kejanggalan yang ia dapatkan. Dia mengatakan, hp suaminya telah ia serahkan ke polisi.
"Hp suami saya sudah diamankan, itu yang saya serahkan ke polisi," kata Ibu Nyai. Kendati didera isu panas, Fahim tidak gentar menemui wartawan yang hendak mewawancarainya pada Jumat (6/1) lalu, sebelum ditahan.
Kepada wartawan, Fahim menyatakan siap jalan jongkok ke Jakarta sambil telanjang sebagai hukuman bila tuduhan ia mencabuli 11 santriwati dan 4 ustazah itu benar adanya. "Dia mempunyai video saya, kalau ada, saya ambil video itu, saya beli Rp 100 juta kemudian setelah itu kalau bukti-bukti itu ada di meja hijau di pengadilan, saya siap jalan jongkok dari Jember ke Jakarta, kalau perlu saya jalan jongkok telanjang bulat, lagi. Saya serius bicara ini," kata Fahim, Jumat (6/1) lalu.
"Saya bertaruh. Kalau mereka mempunyai bukti yang katanya mencabuli atau apalah bahasanya, saya berani jalan jongkok dari Jember ke Jakarta telanjang bulat," ujar Fahim. "Saya bersumpah, Wallahi saya berani seperti itu," kata Fahim.ran
Editor : Redaksi