DJPb Jatim: Surplus Anggaran Regional Jatim Tumbuh 47,64 Persen

MALANG (Realita) - Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur mengadakan Konferensi Pers Alco Regional Jawa Timur periode sampai 31 Januari 2023 di RCE Center Gedung Cagar Budaya KPPN Malang secara hybrid, Senin (27/2/2023).

Seperti biasa, dalam prescon ini Kepala Kanwil DJPb Jatim Taukhid SE M.Sc.IB MBA menyampaikan laporan bersama Kepala Kanwil unit Eselon I Kementerian Keuangan di Jawa Timur (DJP, DJ Bea Cukai dan DJKN). Selain perihal perkembangan Covid-19 dan perkembangan ekonomi regional Jawa Timur, disampaikan pula perkembangan Realisasi APBN Regional & APBD Konsolidasian, serta perkembangan kredit program di Jawa Timur.

Baca Juga: Kemenkeu Jawa Timur: Kontribusi Jatim Secara Nasional Sebesar 14,22%

Dikemukakan, inflasi pada Januari 2023 sebesar 0,36 % (m-to-m), tingkat inflasi tahun kalender Januari 2023 sebesar 6,41 %, dan inflasi tahun ke tahun di Jawa Timur mencapai 6,41 % (y-on-y). Peningkatan ini terjadi karena adanya kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran. 

Kemudian, PDRB Jawa Timur Triwulan IV-2022 mencapai Rp2,730,91 triliun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), sedangkan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) mencapai Rp1.757,82 triliun. Perekonomian Jatim Triwulan IV dibandingkan Triwulan III-2022 secara q-to-q mengalami kontraksi sebesar -0,71%, secara y-on-y tumbuh sebesar 4,76%, dan secara kumulatif c-to-c tumbuh mencapai 5,34%.

"Atas capaian tersebut perekonomian Jawa Timur kuartal ke IV 2022 memberikan kontribusi ke perekonomian di Pulau Jawa sebesar 25,25%, terbesar kedua setelah Provinsi DKI," ujar Taukhid.

Disampaikan pula, ekspor Jatim pada Januari 2023 senilai USD 1,71 miliar, turun sebesar 12,78 % dibandingkan Desember 2022. Ekspor tersebut ditopang Non Migas sebesar US$1,63 miliar dengan kontribusi mencapai 95,55%.

Sedangkan nilai impor secara m-t-m mencapai USD 2,20 miliar atau turun sebesar 15,11 %. Demikian juga secara y-o-y, mengalami penurunan sebesar 2,75% dibandingkan Januari 2022. Impor tersebut didominasi Non Migas yang mencapai US$1,88 miliar dengan kontribusi mencapai 85,44%.

"Dengan demikian Defisit Neraca Perdagangan pada Januari 2023 tercatat US$0,49 miliar, terdiri dari Defisit Sektor Migas sebesar US$0,24 miliar, dan Defisit Sektor Non Migas sebesar US$0,25 miliar," lanjut Taukhid.

Mengenai Perkembangan Realisasi APBN Regional & APBD Konsolidasian dipaparkan, Realisasi APBN Regional sampai 31 Januari 2023, realisasi Pendapatan Negara mencapai Rp23,274 triliun atau 9,07% dari target sebesar Rp256,65 triliun, secara nominal tumbuh 24,84% dibandingkan periode yg sama TAYL.

Realisasi penerimaan pajak mencapai Rp10,218 triliun atau sebesar 10,03% dari target, dengan rincian penerimaan Pajak Penghasilan sebesar 8,38%, penerimaan PPN sebesar 11,20%,  Penerimaan PBB sebesar 1,3%, dan pajak lainnya sebesar 7,46%.

Baca Juga: Sigit Danang Joyo Jabat Kepala Perwakilan Kemenkeu Jatim 2024

Realisasi Penerimaan Bea dan Cukai mencapai Rp12,66 triliun atau 8,45%, yang ditopang pertumbuhan Penerimaan Cukai, Bea Keluar, dan Bea Masuk. Realisasi PNBP mencapai Rp0,39 triliun atau mencapai 8,14%, dan secara nominal tumbuh 33,7% dibandingkan TAYL.

Realisasi Belanja Negara mencapai Rp6,36 triliun atau sebesar 5,23 %. Secara nominal lebih rendah sebesar Rp0,83 triliun, atau tumbuh negatif sebesar -11,49 % dibandingkan dengan periode yang sama TAYL.

Realisasi belanja K/L mencapai Rp1,32 triliun atau sebesar 3,01%, yang secara nominal realisasinya mengalami kenaikan sebesar Rp0,14 triliun atau 11,90% dibandingkan periode yang sama TAYL.

Realisasi TKDD mencapai Rp5,04 triliun atau sebesar 6,48%, secara nominal turun sebesar Rp0,97 triliun, atau tumbuh negative sebesar -16,09% dibandingkan TA 2022. Pertumbuhan ditopang realisasi Dana Bagi Hasil, DAU dan Dana Desa. Sedangkan DAK Fisk, DAK Non Fisik, dan DID belum terdapat realisasi hingga akhir Januari 2023

Surplus Anggaran Regional Jatim mencapai 16,91 triliun secara nominal, tumbuh sebesar 47,64% dibandingkan periode yg sama TAYL. "Ini menunjukkan signifikansi kontribusi perekonomian Jatim terhadap perekonomian Nasional dan akselerasi pemulihan perekonomian Jawa Timur," kata Taukhid.

Baca Juga: Investasi di Jatim Sampai Triwulan III-2023 Capai 90%

Perihal Realisasi APBD Konsolidasian, Taukhid memaparkan, Realisasi Pendapatan Daerah Konsolidasian sebesar Rp7,65 triliun atau sebesar 6,39% secara nominal, tumbuh 16,71% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama TAYL, yang didominasi oleh pendapatan Transfer Pemerintah Pusat (TKDD) sebesar Rp5,29 triliun atau 69,14% dari total Pendapatan Daerah.

Disebutkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai sebesar Rp2,36 triliun dan pendapatan lainnya sebesar Rp4,8 miliar.

Sedangkan Realisasi Belanja Daerah Konsolidasian mencapai Rp2,39 triliun atau sebesar 1,87% secara nominal, tumbuh 15,28% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama TAYL yang didominasi oleh komponen Belanja Pegawai sebesar 75,71% dari total Belanja Daerah.

Dengan demikian sampai 31 Januari 2023 terdapat Surplus APBD Konsolidasian sebesar Rp5,26 triliun atau tumbuh sebesar 17,37% dibandingkan periode yang sama TAYL. Selanjutnya terdapat Pembiayaan Netto Daerah Rp76 miliar yang menghasilkan akumulasi SiLPA Rp5,33 triliun.

Untuk perkembangan kredit program di Jawa Timur, sampai 31 Januari 2023 realisasi penyaluran kredit program mencapai Rp27,63 milyar kepada 6.749 debitur seluruhnya merupakan penyaluran UMi. Penyaluran UMi tumbuh negatif, baik debitur maupun nominalnya.gan

Editor : Redaksi

Berita Terbaru