PONOROGO (Realita)- Pengembangunan Face Off Jalan Hos Cokroaminoto yang belum tuntas hingga kini, marak dituding melampaui program 99 hari kerja Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Baca Juga: Pertengahan Tahun 2025, Radial Road Lontar Bisa Dilalui Kendaraan
Pasalnya, pendestrian trotoar mirip Malioboro itu mestinya selesai pada Jumat lalu. Faktanya, program monumental pertama Bupati Sugiri ini masih memasuki tahap pengerjaan, bahkan disejumlah ruas jalan masih terlihat tumpukan matrial.
Hal ini diungkapkan salah satu tokoh pemuda Ponorogo Ari Hersofiawaudin. Ia mengatakan bila dihitung berdasarian hari kalender dari pelantikan Bupati Sugiri pada 26 Februrai lalu, maka batas akhir program 99 hari pertama kerja Bupati periode 2021-2024 berakhir 4 Juni lalu.
" Kalau melihat pada proses pelantikan, batas akhir 99 hari kerja berkahir Jumat kemarin. Sayangnya Face Off Hos Cokroaminoto belum selesai pengerjaanya. Padahal ini ditargetkan sebelum 99 hari kerja bupati selesai," ujarnya, Rabu (09/06)
Ari pun meminta, program helo efek pemerintahan Sugiri Sancoko ini, membawa dampak posistif bagi peningkatan perekonomian warga sekitar, serta tidak berdampak negatif terhadap kehidupan sosial masyarakat Ponorogo." Artinya tidak ada kesenjangan atau persoalan dibelakang hari, atas program helo efek ini," tambahnya.
Baca Juga: Warga Tanya Realisasi Pelebaran Jalan Tanjakan Bahari, PUPR Kotabaru Minta Mengkonfirmasi ke PT STC
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko membantah, bila pendestrian Hos Cokroaminoto melebihi program 99 hari kerjanya. Pasalnya, menurutnya dalam satu minggu hari kerja hanya 5 hari, pun dengan hari libur membuat aktifitas kerjanya pun ikut berhenti. Giri mengeklaim program 99 hari kerjanya, baru berakhir pada 21 Juli mendatang, atau tersisa 42 hari lagi.
" Saya tidak mau berpolemik diangka. Kalau 99 hari kerja berarti jatuh di 21 juli. Karena kita kerja ini cuman 5 hari dalam seminggu. Maka kemarin saya minta ke kawan-kawan untuk bicara hari kerja bukan hari kelander, maka berakhirnya 21 Juli. Mudah mudahan itu selesai dan jadi awal yang baik," dalihnya.
Disinggung terkait transparasi anggaran dari donatur dan CSR yang menyumbang guna pembangunan pendestrian 700 meter trotoar dengan target anggaran Rp 4,6 miliar itu, menunggu peresmian Face Off Cokroaminoto. Pasalnya, ia mengeklaim Pemkab tidak seperserpun mengelola dan menerima dana dari para penyumbang.
Baca Juga: Jalan Menuju Desa Sampanahan Hulu Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Mengeluh, Dinas PUPR Cuek
" Saya transparan. Pemerintah tidak menerima serupiah pun untuk HOS. Mereka menyumbang dan mengerjakan sendiri. Nanti pada saat memberi penghargaan pasti ada serah terima, nanti akan tahu siapa saja yang menyumbang, dan berapa sumbanganya," ungkapnya.
Menurutnya ini penting, agar tidak menimbukan kebingungan di masyarakat tentang penggunaan dana guna pendestrian Hos Cokroaminoto.
" Yang jelas permerintah tidak menerima serupiahpun untuk Hos. nanti dipikir pikir oleh piro oleh piro. yo oleh garapan oleh dalan oleh apik. piro piro ne aku ora ngerti,"pungkasnya.lin
Editor : Redaksi