SURABAYA (Realita) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah membuka East Java International Trade Festival di Grand City Mall & Convex Surabaya, Selasa (30/5/2023). Festival perdagangan ini diselenggarakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur hingga Rabu (31/5/2023).
Di samping membuka East Java International Trade Festival, dalam acara ini Gubernur juga meresmikan Tiga Desa Pendulum Devisa Binaan Bank Jatim. Gubernur juga memberikan penghargaan kepada Bank Jatim sebagai BUMD Pendukung Ekspor. Penghargaan ini diterima langsung Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman.
Baca Juga: Masif Salurkan CSR, Bank Jatim Raih Apresiasi di HKJS 2024 Jawa Timur
Ketiga Desa Pendulum Devisa Binaan Bank Jatim itu masing-masing Kampung Coklat Blitar dengan komoditi olahan coklat, kemudian Desa Ngindeng di Kabupaten Ponorogo yang dikoordinatori PT Enha Sentosa Indonesia dengan komoditi jahe, dan Desa Trayang di Kabupaten Nganjuk yang dipimpin PT Astana Shoga Asia dengan komoditi jahe.
Busrul menjelaskan, selama ini Bank Jatim memang terus mendorong nasabah-nasabah potensialnya untuk ekspor. Sebab, dengan ekspor bisa membuka banyak lapangan kerja, mengembangkan industri dalam negeri, melatih diri untuk bersaing di pasar internasional, serta yang terpenting bisa meningkatkan devisa negara.
”Kita harus agresif membuka peluang pasar baru di luar negeri, menumbuhkan investasi, dan melebarkan cakupan pasar domestik. Dengan begitu, semua produk-produk lokal kita bisa naik kelas,” kata Busrul.
Bentuk dukungan yang telah dilakukan Bank Jatim dalam mendukung ekspor sudah cukup banyak. Selain memberikan bantuan dari sisi pembiayaan modal, emiten dengan kode BJTM tersebut juga memiliki fasilitas transaksi remittance, Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN), serta Letter of Credit (L/C) untuk nasabah yang akan ekspor.
Baca Juga: Tingkatkan Inovasi di Era Digital, Pemkot Surabaya-Lazada Indonesia Gelar Workshop UMKM “Naik Kelaz"
"Kami juga membina Desa Pendulum Devisa karena tidak dipungkiri Jawa Timur memiliki banyak komoditi yang menjanjikan untuk dikembangkan. Potensi pasarnya pun juga sangat besar, baik di dalam maupun luar negeri. Jadi ini harus benar-benar dimaksimalkan," tegas Busrul.
Menurutnya, dengan adanya desa pendulum devisa ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta daya saing komoditas yang dihasilkan suatu wilayah karena mereka benar-benar didampingi dan diberi pelatihan. Sehingga komoditi yang dihasilkan dapat memenuhi kualitas serta kuantitas yang sesuai standar dan kebutuhan ekspor.
Busrul menambahkan, Bank Jatim juga siap mendukung penuh semua nasabah-nasabahnya untuk mengembangkan bisnis. Terlebih lagi untuk para nasabah yang sudah melakukan ekspor. ”Pasti kami akan dorong mereka untuk menjajaki pasar luar negeri, karena dampaknya besar terhadap perekonomian,” tandasnya.
Baca Juga: 30 Pelaku UMKM Ikuti Sosialisasi Sertifikasi Halal, Pemkot Surabaya Gandeng Kemenag dan MUI
Di sisi lain, Khofifah mengucapkan terima kasih kepada seluruh stake holder, termasuk eksportir Jawa Timur. Sebab, mereka semua telah ikut berkontribusi menggerakkan perekonomian di Jawa Timur melalui produk-produk yang sudah dihasilkan dan dipasarkan ke mancanegara.
”Terima kasih karena dengan kegotongroyongan kita semua, maka bisa terlahir desa devisa dan pendulum desa devisa. Jikalau nanti mereka yang masuk dalam desa devisa ini bisa berkembang jadi eksportir, tentunya akan memberikan manfaat yang lebih besar lagi terhadap perekonomian. Kami akan terus mendorong agar ekspor Jawa Timur bisa semakin menggeliat lagi,” tuturnya.gan
Editor : Redaksi