Kawasan MAJT Segera Ditata Ulang untuk Kenyamanan Publik

SEMARANG (Realita) - Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang berlokasi di Jalan Gajah, Kota Semarang, yang dikenal sebagai destinasi wisata religi bertaraf internasional, segera ditata ulang. Penataan atas area seluas 10 hektar ini, tetap akan mempertahankan estetika lingkungan, konservasi dan latar filosofis yang selama ini menjadi karakternya.

Menurut Ketua Pelaksana Pengelola (PP) MAJT Prof Dr KH Noor Achmad MA, didampingi Sekertaris Drs KH Muhyiddin MAg, kepada Pers, Rabu (14/6/2023), rencana menata ulang kawasan ini didasarkan hasil rapat pleno pengurus, pada Selasa (13/6/2023). 

Baca Juga: Unilever Indonesia Gelar Gerakan Masjid Bersih di Masjid Agung Jawa Tengah

Dalam rapat pleno yang dihadiri Penasihat MAJT Drs KH Ali Mufiz, MPA, mantan Gubernur Jawa Tengah, memutuskan misi penataan ulang sebagai upaya rebranding MAJT, yang tujuannya untuk memberi penyegaran dan kenyamanan masyarakat luas termasuk wisatawan.

Pembenahan kawasan MAJT. lanjut Prof Noor Achmad, sebagai sesuatu yang urgen dan tidak dapat ditunda, mengingat MAJT yang sarat dengan situs penting dan bersejarah, diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak 2006, Maka dari sisi usia, saatnya untuk ditata ulang. Konsep tata ulang kini sedang digodog oleh tim perancang yang dimiliki MAJT dan selanjutnya akan dikonsultasikan kepada para ahli biar semakain komprehensif.

Penataan ulang, diarahkan terhadap situs-situs sudah tidak rapi, misalnya kawasan hijau yang selama ini dihuni oleh puluhan pohon trembesi akan diganti dengan tanaman sejenis tapi berbiji yang akarnya tidak merusak bangunan. 

“Trembesi yang rimbun kelemahannya merusak pondasi dan bangunan, serta pohon ini kurang diminati burung, sehingga diputuskan untuk reboisasi sebagai pengganti,” jelas Noor Achmad yang juga Ketua Baznas RI.

Baca Juga: Kunjungan Konjen China Xu Yong di MAJT Bahas Lanjutan Kerjasama

Janis pohon sebagai pengganti belum ditetapkan, namun prinsipnya, sesuai latar filosofisnya, harus berfungsi sebagai tanaman pelindung, ditambah ramah dengan kicauan burung. PP MAJT akan mendesain tanaman pengganti tersebut secara alami akan menjadi tempat berteduh dan bermainnya puluhan ribu burung. Kawasan Manasik Haji juga akan ditata lebih rapi. Kawasan ini harus rindang dan nyaman, sebagai aktivitas latihan manasik haji untuk masyarakat. 

Cilegon dalam

Sekretaris PP MAJT Kiai Muhyiddin, menambahkan, MAJT kini mulai dirimbuni ratusan pohon kurma, bahkan sejumlah pohon sudah berbuah lebih cepat dari kebiasannya. Pohon kurma ini juga akan diperbanyak lagi, agar semakin menjadi daya tarik wisatawan.

Kawasan tampak depan MAJT dari sisi jalan Gajah, juga bakal diubah menjadi view yang akan memperlihatkan keanggunan arsitektur masjid yang bercorak perpaduan arsitektur Jawa, Eropa dan Timur Tengah. Penataan kembali ini juga untuk memperkuat fungsi MAJT yang selama ini dikenal masyarakat internasional sebagai pelopor moderasi umat beragama.

Baca Juga: Para Kiai, Santri dan Masyarakat Gemakan Salawat di PPFF

Rebranding MAJT yang menonjol lainnya, bakal direkrut tenaga pemandu wisata yang profesional, yang dapat melayani informasi secara lengkap situs-situs yang ada sehingga wisatawan semakin tertarik dengan keberagaman situs religi yang dimiliki MAJT. 

“Prinsipnya, semua situs harus terkelola secara profesional, untuk kenyamanan wisatawan, termasuk mengaktifkan kembali payung raksasa yang saat ini belum bisa digerakkan. Sebelum berakhir 2023, penataan ulang harus sudah rampung,” tambah Prof Noor Achmad.lis

Editor : Redaksi

Berita Terbaru