Pesona Bambu Warga Blitar Seno Belum Tersentuh Literasi Dinas Budaya

BLITAR (Realita)- Seno, seorang kolektor bambu warga desa Semanding Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar mampu menghias rumah tinggalnya dengan sentuhan ribuan jenis bambu-bambu dengan ornamen alami yang klasik dan estetik di setiap sudat ruang tempat tinggalnya di desa Semanding Kecamatan Kanigoro.

"Bambu atau Pring dalam bahasa Jawa, memiliki berbagai ragam jenis diantaranya bambu kuning  bambu cendhani, bambu apus, bambu wuluh, dheling, petung, dan bambu ori, namun berbeda dengan Seno yang mengkoleksi Bambu-bambu dengan daya tarik tersendiri, baik itu kelangkaanya, karakteristik bambu, bahkan mempunyai nilai keindahan yang berbeda," jelas Seno, Rabo (21/6). 

Baca Juga: Penjahat Kelamin Bikin Kotor Wisata Kawah Ratu Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Menurut Seno nama dari jenis bambu tersebut dalam falsafah hidup orang Jawa memiliki makna-makna filosofis tertentu.

"Pring Dheling tegese Kendhel lan Eling, kendhel mergo eling timbang grundel nganti suwing..” Memiliki makna arti bahwa orang hidup haruslah sadar, haruslah tau diri dan selalu mawas diri, jangan selalu cemas dalam menjalani kehidupan maknanya eling lan waspodo. 

“Pring Ori, urip iku..mati kabeh seng urip mesti bakale mati..” Artinya adalah, hidup itu mati dan semua yang hidup pasti mati.

“Pring Wuluh, urip iku tuwuh ojo mung emboh ethok-ethok ora eruh..” Bagian ini memiliki artian bahwa hidup itu tuwuh, selalu dinamis, dan jadi orang janganlah bersikap acuh dan pura-pura tidak tahu menahu apa yang seharusnya kita ketahui.

“Pring Cendhani, urip iku wani ngadepi ojo mlayu mergo wedhi..”. Dalam menjalani hidup kita haruslah jadi seorang pemberani, berani menghadapi segala situasi dan jangan lari karena takut.

“Pring Kuning, urip iku eling wajib podo eling marang sing peparing..". Pesan moral tersebut adalah, hidup harus selalu ingat pada Sang Maha Pengasih.terang Seno. 

“Pring Apus, urip iku lampus dadi wong urip ojo apus-apus..”. Walaupun hidup dinamis, namun hidup juga mudah rapuh atau lampus. Maka dari itu orang janganlah suka berbohong agar hidup kita tidak semakin rapuh.

Baca Juga: Festival Paralayang Puncak Lanjari Resmi Dibuka, Perkenalkan Potensi Wisata Sumenep

“Pring Petung, urip iku suwung senajan suwung nanging ojo podo nganti bingung..” Hidup itu selalu dipenuhi masalah, dan terkadang masalah membuat kita semakin suntuk suwung. Namun, meskipun hidup penuh masalah kita hendaknya jangan selalu bingung.

Cilegon dalam

 “Pring atau dalam bahasa Indonesia di sebut Bambu kuwi suket, dhuwur tur jejeg rejeki seret ora usah podo buneg...”. Artinya  walaupun bambu adalah masuk dalam keluarga rumput namun dapat berdiri tegak, walaupun rejeki sedang seret hendaknya jangan terlalu suntuk.

Masyarakat Jawa juga memiliki prinsip bahwa hidup itu berjalan seperti air, dan kita mengalir bersamanya. 

Walaupun demikian dengan bambu yang memiliki sifat “Ora gampang tugel, merga iso melur...”, (tak mudah patah, karena lentur). Bagi masyarakat Jawa sifat bambu yang sedemikian memiliki makna yakni “Urip kuwi ojo podo kaku, meluro lan pasraho. Ojo mangu-mangu, nging terus mlaku..”. Dalam menjalani hidup kita jangalah menjadi orang yang kaku, bersikaplah melur atau fleksibel dalam artian kita selalu bersikap terbuka dan membuka diri. Hidup juga hendaknya jangan berpangku tangan, terus berjalan dan berusaha hingga Tuhan menunjukkan hasilnya. 

Baca Juga: Jadikan Objek Wisata, Pemkot Madiun Ajukan Pengelolaan Bosbow dan RTM ke Kemenhan

Usaha tersebut juga dibarengi dengan doa agar hidup selalu dalam lindungan Tuhan yang mengatur seluruh hidup kita.

Hidup juga janganlah berlebihan harta, konsumtif dan hedonis, hiduplah secukupnya. Bagi orang Jawa, apabila hidup dalam keadaan “Cukup sandang pangan papan, urip bakal mukti pakarti..”. Dengan artian bahwa apabila kita hidup berkecukupan dari segi sandang, pangan, dan papan maka hidup kita akan selalu bermakna jika dibarengi dengan budi pekerti yang luhur.

Di rumah yang ditempati Seno di pinggiran jalan desa Semanding Seno, mengkoleksi ribuan Bambu dari berbagai jenis dan karakter.

Sayangnya potensi ini belum di lirik oleh pemerintah dan atau dinas pariwisata dan budaya setempat bahwa bambu-bambu mampu memberikan nuansa sentuhan alami yang estetika dan mendorong, mendongkrak, pemantik tumbuhnya wisata literasi edukasi  di Kabupaten Blitar.fe

Editor : Redaksi

Berita Terbaru