BATU (Realita)- Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB) bersama dengan Dinas Pariwisata menggelar Kongres Kebudayaan Jilid 2, selama 2 hari. Bertempat di Graha Pancasila, Balaikota Among Tani, Minggu (25/6/2023), yang kali ini mengusung tema "Her Moho Amerto".
Dalam kongres ini, DKKB menghasilkan 16 butir rekomendasi yang nantinya akan dibahas kembali bersama dengan pihak terkait dipemerintah Kota Batu.
Baca Juga: Pemkot Batu dan DPRD Sepakati Perubahan Anggaran P-APBD Tahun 2024
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mendukung 16 rekomendasi yang diberikan oleh DKKB agar dapat ditindaklanjuti oleh Dinas Pariwisata, dan OPD terkait.
Langkah tersebut diambil guna menjaga kelestarian kesenian dan budaya yang ada di Kota Batu.
"Merujuk Kota Batu sebagai kota wisata, tentu tidak terlepas dari kesenian dan budaya masyarakatnya. Ini harus dijaga dan dilestarikan itu menjadi aset yang harus diberikan ruang untuk lebih dikembangkan," kata Aries.
Lebih lanjut Aries menekankan agar rekomendasi tersebut segera dikomunikasikan dengan seluruh tokoh seni dan budayawan.
"Semua bisa dipecahkan jika duduk dan rembug bersama serta disambut dengan baik. Jangan hanya dijadikan seremonial harus menjadi tindaklanjut, ini menjadi tugas kita bersama," tegas Aries.
Baca Juga: Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai bersama Kepala Daerah Seluruh Indonesia Rakor Perdana di IKN
Semantara itu, Ketua DKKB, Sunarto selain menyampaikan terimakasih, ia pun berharap segera muncul peraturan daerah yang mengatur tentang kesenian dan kebudayaan di Kota Batu.
Hal senada disampaikan oleh Slamet Hendro Kusumo atau yang lebih akrab dipanggil Slamet Henkus salah seorang budayawan sekaligus anggota Pokja Kota Batu ini. Ia berharap usulan yang muncul bisa segera masuk dalam Musrenbang Kota Batu.
"Hasil ini harus muncul di Musrenbang, Batu sebagai salah satu sumber mata air harus dijaga kelestariannya. Pariwisata berbasis kebudayaan harus kita wujudkan agar lebih menarik wisatawan," kata Slamet.
Baca Juga: Pj. Wali Kota Batu Serahkan Dokumen Teknokratik RPJMD Tahun 2025-2029 Tepat Waktu
"Her Moho Amerto" adalah yang merupakan air kehidupan, melalui air suci, yang diambil dari beberapa sumber yang ada di kota Batu diharapkan bisa membawa energi positif kebudayaan yang ada di kota Batu.
Pengambilan air yang pertama dengan “Mendak Tirto ” di Sumber Darmi desa Oro-Oro Ombo kemudian diarak bersama-sama seniman dan budaya yang dibawa ke Balai kota Among Tani dipersembahkan untuk kota Batu dan 24 desa dan kelurahan, sebagai pertanda bahwa air suci mengalir bersama dan terus menghidupi kehidupan yang ada di kota Batu.
Dalam Kongres Kebudayaan 2 ini dihadiri oleh Pj Wali Kota Batu, Forkopimda, tokoh seni dan budayawan se Kota Batu.ton
Editor : Redaksi