PONOROGO (Realita)- Tewasnya satu orang peternak Sapi akibat Antraks di Kabupaten Gunung Kidul DI Yogyakarta, dan menjangkiti 23 warga lainnya. Membuat Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Ponorogo semakin waspada, terkait lalu lintas sapi luar daerah yang masuk ke Ponorogo.
Bahkan, sebuah pos penyekatan dibangun di perbatasan Ponorogo Provinsi Jawa Timur-Wonogiri Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Desa Biting Kecamatan Badegan, untuk mengantisipasi masuknya Sapi terpapar antraks masuk ke Bumi Reog.
Baca Juga: 3 Orang Meninggal karena Antraks di Gunun Kidul
Hal ini diungkapkan, Kepala Dispertahankan Ponorogo Masun. Ia mengatakan, kendati Ponorogo bukan termasuk wilayah endemik Antraks, dan belum ada kasus paparan Antraks di Bumi Reog hingga kini, namun pihaknya tetap melakukan pengetatan terhadap sapi luar daerah yang masuk ke Ponorogo. Khususnya dari wilayah Jawa Tengah.
" Kita punya check point di Biting. Untuk mengecek semua hewan ternak yang masuk ke Provinsi Jawa Timur melalui Ponorogo," ujarnya, Kamis (06/07/2023).
Baca Juga: DKPP Kota Madiun Pastikan Hewan Kurban Aman Dari PMK
Masun mengungkapkan, keberadaan pos pantau hewan ternak itu, sudah berdiri lama. Hal ini dipicu masih adanya kasus Lumpy Skin Disease (LSD) di Ponorogo. Ia berharap keberadaan pos ini mampu mengantisipasi merebaknya penyakit antraks di Ponorogo.
Baca Juga: Belum Genap Sebulan, Sapi Terjangkit LSD di Ponorogo Capai 49 Ekor
" Mudah-mudahan dengan pengetatan check point di perbatasan ini, mampu mencegah merebaknya antraks di Ponorogo. Apalagi ini masih ada pemeriksaan kesehatan de mortem di pasar hewan, bekerja sama dengan Dinas Perdagangan, sehingga semakin aman Ponorogo dari ancaman Antraks," pungkasnya. znl
Editor : Redaksi