Angka Kelahiran di China Turun 40 Persen

BEIJING - Seorang akademis medis terkemuka di China memprediksi angka kelahiran di negaranya tahun ini bisa anjlok hingga di bawah 8 juta. Hal ini bisa semakin memperburuk kondisi demografis di China.

Sementara angka kelahiran yang diharapkan pada tahun 2023 mencapai sekitar 7-8 juta. Namun, dekan Pusat Ilmu Kesehatan di Universitas Peking mengatakan jumlah bayi yang lahir di China telah berkurang sekitar 40 persen dalam lima tahun terakhir.

Baca Juga: Krisis Seks di Jepang dan Korea Selatan Makin Mengkhawatirkan

Menurutnya, salah satu kunci untuk meningkatkan populasi di China adalah dengan meningkatkan kesuburan wanita. Qiao menunjukkan bahwa kapasitas reproduksi wanita usia subur di China cukup memprihatinkan.

Kondisi ini termasuk penurunan jumlah wanita usia subur yang terus terjadi, peningkatan tingkat infertilitas, dan tingginya insiden kehamilan yang merugikan.

"Hambatan teknis juga tetap menjadi kontribusi besar untuk meningkatkan kesuburan perempuan, ditambah dengan alat kesehatan reproduksi berbantuan yang mahal masih sangat bergantung pada impor," ungkap Qiao yang dikutip dari South China Morning Post, Senin (14/8/2023).

"Investasi yang lebih besar juga diperlukan untuk meningkatkan penelitian pencegahan penyakit bagi perempuan dan anak-anak," sambungnya.

Baca Juga: Wanita China Didesak Presiden Xi Jinping Menikah dan Hamil

Meskipun banyak insentif dan slogan pronatalis yang diluncurkan di seluruh negeri untuk mendorong angka kelahiran, pakar demografi mengakui bahwa itu tidak mungkin memberi efek langsung. Sementara China harus menerima dan beradaptasi dengan norma baru.

Cilegon dalam

Selain insentif konvensional seperti hadiah uang tunai, cuti melahirkan, dan subsidi perumahan, pihak berwenang telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk mendorong masyarakat agar mau memiliki lebih banyak anak. Namun, hasilnya belum menjanjikan.

Saat angka kelahiran anjlok, jumlah taman kanak-kanak di China turun 5.610 pada tahun lalu. Ini menandai penurunan pertama sejak 2008.

Baca Juga: Tren di Jepang, Lansia Sengaja Berbuat Kriminal agar Bisa Hidup di Penjara

Total siswa yang terdaftar di taman kanak-kanak dan prasekolah juga menurun 3,7 persen dari tahun sebelumnya menjadi 46,3 juta pada tahun 2022, menurut Kementerian Pendidikan.

Tak hanya kelahiran, angka pendaftaran pernikahan juga turun menjadi 6,83 juta pada tahun lalu. Hal itu menandai adanya penurunan tahunan kesembilan berturut-turut dan mencapai level terendah sejak akhir 1970-an.ik

Editor : Redaksi

Berita Terbaru