Jelang Peringatan HUT ke-78 RI, Pemkot Surabaya Ajak Eks Napiter Bagi-Bagi Bendera

SURABAYA (Realita)- Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar tasyakuran bersama mantan narapidana teroris (eks napiter atau mitra deradikalisasi) di Rumah Bhineka Surabaya, sekaligus mengajak mereka membagikan Bendera Merah Putih di lingkungan RT/RW tempat tinggalnya, Rabu (16/8/2023) Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya menguatkan rasa nasionalisme para mitra deradikalisasi.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu mengatakan, kegiatan tasyakuran tersebut bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi, serta ikut mensukseskan Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih dari Sabang sampai Merauke. Selain itu, pemkot juga membagikan paket sembako bagi mitra deradikalisasi. 

Baca Juga: Surabaya Raih Dua Penghargaan di Hari Otoda 2024, DPRD Puji Kinerja Wali Kota Eri Cahyadi

“Kami mengundang mitra deradikalisasi dimulai sejak tahun lalu (2022). Hal ini juga sesuai dengan surat dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI bahwa mitra deradikalisasi juga diundang dalam pelaksanaan upacara kemerdekaan (Halaman Balai Kota Surabaya),” kata Yayuk sapaan lekatnya.

Melalui kegiatan tersebut, Yayuk berharap para mitra deradikalisasi bisa kembali berbaur dan bersosialisasi dengan masyarakat, serta meningkatkan rasa nasionalisme mereka terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karenanya, Pemkot Surabaya bersama BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris) dan Densus 88 terus berkoordinasi terkait kondisi mitra deradikalisasi.

Ia mengaku bahwa total mitra deradikalisasi sebanyak 36 orang termasuk anggota keluarga inti, 13 diantaranya masih menjalani hukuman. Sedangkan, para mitra deradikalisasi yang hadir dalam gelaran tersebut sebanyak 23 orang. 

“Sejauh ini upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya bersama dengan BNPT dan Densus 88 untuk merangkul mereka supaya tidak kembali lagi kepada aktivitas terorisme, termasuk kepada keluarga inti,” ujar dia.

Di sisi lain, Pemkot Surabaya bersama Baznas membantu memfasilitasi kegiatan usaha dengan memberikan bantuan modal usaha. “Kemarin kami sudah memberikan bantuan permodalan berupa gerobak untuk berjualan. Ada pula yang sudah masuk di situs belanja online milik Pemkot Surabaya, yaitu E-Peken,” ungkap dia.

Baca Juga: Kota Surabaya Raih Penghargaan Penyelenggaraan Pemerintah Berkinerja Tinggi dari Kemendagri 

Tak hanya itu saja, Yayuk lantas menerangkan bahwa Pemkot Surabaya melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Surabaya juga memfasilitasi layanan administrasi kependudukan (adminduk) bagi para mitra deradikalisasi. 

“Ada yang namanya ingin diganti ke nama sebelumnya, sehingga kami membantu memfasilitasi melalui Disdukcapil. Lalu ada yang belum memiliki akta perkawinan dan sedang kami upayakan melalui instansi terkait. Kemudian, ada pula anak-anak mereka yang perlu mendapatkan pendidikan, kami juga memfasilitasi,” terang dia.

Sementara itu, Kombes Pol Iwan Ristiyanto Kepala Satuan Tugas Wilayah (Kasatgaswil) Jawa Timur Densus 88 AT Polri,  menyampaikan bahwa pihaknya sangat bersemangat pada gelaran tasyakuran bersama mitra deradikalisasi, sekaligus mengajak mereka untuk membagikan Bendera Merah Putih di lingkungan RT/RW tempat tinggalnya. Sebab, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk menguatkan nasionalisme para mitra deradikalisasi.

“Karena demi negara dan sesuai dengan peraturan UU yang berlaku. Kembali ke NKRI adalah salah satu perjuangan mereka. Begitu mereka kembali ke NKRI itu adalah saudara-saudara kita,” kata Kombes Pol Iwan Ristiyanto.

Baca Juga: 14 Kepala Daerah di Indonesia Terima Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ahmad Zulfikar Al-Faruq, mitra deradikalisasi yang telah menghirup udara bebas sejak Februari 2023 lalu, mengaku senang karena dilibatkan dalam kegiatan peringatan HUT ke-78 RI oleh Pemkot Surabaya. Oleh demikian, ia berharap dalam menekan paham radikalisme khususnya dalam menghadapi era teknologi, pemerintah harus fokus pada pendidikan teknologi.

“Budaya browsing melalui sosmed, berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk memegang HP? Jadi kita harus fokus pada skil dan tidak hanya membuang waktu mencari informasi yang tidak perlu,” pungkasnya.ys

 

Editor : Redaksi

Berita Terbaru