GRESIK (Realita) - Manfaatkan electrifying agriculture dengan beralih ke listrik PLN untuk pengairan, petani jeruk di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, mampu menekan biaya produksi sekitar 30% dari biaya BBM penggunaan genset.
Genset selama ini jadi kebutuhan utama petani jeruk untuk menyedot air sumur guna mengairi kebun jeruk yang mereka swakelola. Petani kebun jeruk di Desa Bolo, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Happy Syaifullah, menuturkan pengalamannya beralih ke listrik PLN.
Baca Juga: CEO Climate Talks: PLN Siap Dukung Pemerintah Capai 75% Energi Terbarukan hingga Tahun 2040
“Peralihan bahan bakar diesel ke listrik pompa air untuk pengairan kebun jeruk di Desa Bolo cukup efektif dalam menekan biaya produksi. Hitungan sederhananya, untuk sehari pakai pompa air dengan diesel memerlukan 10 liter BBM mengeluarkan Rp 68.000,-, sementara untuk listrik hanya memerlukan 20 kWh per hari atau sekitar 20 ribuan saja,” kata Happy.
Kebun Jeruk di Desa Bolo yang dikelola masyarakat seluas 15 hektar dapat menghasilkan panen rata-rata 20 ton setiap bulannya dengan total daya listrik sebesar 53,4 kVA yang terdiri dari 20 pelanggan PLN.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Agus Kuswardoyo, memaparkan, ini merupakan elektrifikasi pada sektor pertanian atau yang kerap dikenal electrifying agriculture, merupakan langkah ekstensifikasi PLN agar petani mampu meningkatkan produksi hingga melakukan efisiensi dengan energi listrik.
Baca Juga: PLN Cegah Penyebab Gangguan Penyaluran Listrik Jelang Pesta Demokrasi
“Tersebar di Jawa Timur hingga Agustus sudah memiliki 125.878 pelanggan electrifying agriculture dengan total daya 839.392,75 kVA mulai dari petani buah naga, petani bawang, persawahan hingga peternakan. Untuk perikanan kami pun memfasilitasi dengan program electrifying marine yang saat ini sejumlah 4.650 pelanggan di Jawa Timur,” papar Agus.
Capaian ini membuktikan konsistensi PLN Jawa Timur untuk menjadikan listrik sebagai pendorong kegiatan ekonomi masyarakat. Terbaru, imbuh Agus, 40 petani lokal di Dasuk, Sumenep, juga beralih menggunakan listrik PLN karena terbukti lebih hemat untuk pengairan lahan buah, sayur dan tembakau.
Baca Juga: Sukses Energize Rekonduktoring SUTT 150 KV, PLN Perkuat Sistem Kelistrikan Jelang Pilkada
Hal serupa diungkapkan Manager Produksi PT Niki Tunggal, Didik, yang merasakan produktivitas budidaya ayam meningkat hingga 20% dengan listrik PLN. Selain itu, budidaya kandang ayam yang terletak di Desa Sumbersuko, Kabupaten Lumajang, ini juga dapat menghemat biaya produksi.
“Setelah pakai listrik PLN, biaya produksi turun 15% sehingga meningkatkan efisiensi produksi. Kelebihan lainnya panas dari listrik ini sangat optimal untuk menjaga suhu dan kelembapan kandang ayam, terlebih kami juga menyediakan pakan dan air secara otomatis menggunakan listrik,” pungkas Didik. gan
Editor : Redaksi