KKB yang Dipimpin Egianus Kogoya Bantai 7 Warga Sipil Pekerja Tambang

YAHUKIMO- Kelompok Separatis Teroris KKB pimpinan Egianus Kogoya dikabarkan membunuh 7 orang warga sipil pekerja tambang emas tradisional yang terletak di wilayah Yahukimo, Papua Pegunungan.

Aparat telah mengevakuasi 18 orang.

Tujuh di antaranya dalam kondisi telah meninggal dunia.

Sebanyak 11 orang yang selamat telah dievakuasi ke Distrik Dekai.

Identitas tujuh korban yang tewas adalah, Udin, Maun, Ardi, Hendra, Anju, Appe, dan Siger.

Sementara identitas korban selamat adalah, Amiman, Abdul Azis alias Nene Azis, Erwin, Abd. Rahmansyah alias Rahsya, Abdul Samad, Renaldi, Ahermudin, Bebeng, Markus Tumpia, Ahmad Saleh Ohe, dan Holden.

Kepala Operasi Satgas Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani mengatakan aksi penyerangan itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIT di kamp pendulang emas di Kali I, Kampung Mosum II, Samboga, Yahukimo.

Pasca penyerangan itu, Faizal mengatakan total sebanyak 42 personel gabungan dari Satgas Damai Cartenz, Brimob Polda Papua dan Polres Yahukimo dikerahkan ke lokasi untuk mengevakuasi para korban.

Menurut Faizal, saat tiba di lokasi kejadian, aparat keamanan sempat terlibat kontak tembak dengan KKB selama 1 jam 30 menit.

Selain menyerang warga yang diduga merupakan para penambang, KKB juga membakar tiga unit eksavator, dua unit truk, dan satu unit kamp pendulangan.

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengungkapkan, insiden penyerangan KKB tersebut mulanya diketahui dari laporan salah satu penambang yang selamat dan berhasil tiba di Pos Kolop pada Senin (16/10/2023).

Adapun KKB yang diduga melakukan penyerangan dan penembakan diduga adalah kelompok Nduga yang sering melakukan aksi gangguan di Nduga, Yahukimo, dan Pegunungan Bintang.

Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono angkat bicara. Mereka menembaki serta membantai dengan keji 7 masyarakat sipil tak berdosa pendulang emas di kali Ei Kampung Mosom Duba Yahukimo. "Kita sangat mengecam aksi brutal dan tidak beradab kelompok KST ini, mereka yang korban adalah murni masyarakat sipil yang sehari-hari menggantungkan hidupnya dari hasil penambangan tersebut," tegasnya.

Sebagaimana diinformasikan pada Senin 16/10 sejumlah 30 orang KST menyerang secara membabi buta area pertambangan emas ilegal di kali Ei, 7 warga sipil penambang tewas seketika dan yang lainnya dapat menyelamatkan diri dengan lari ke hutan. Pelakunya adalah KST pimpinan Asbak Koranue bagian kelompok Egianus Kogoya dengan menggunakan senapan SS1 V2, panah dan parang. Mereka juga membakar 3 Ekskavator, 2 truck dan camp pendulang.

Menurut Kapuspen TNI, ada informasi terbaru terkait jumlah warga yang menjadi korban, evakuasi tahap pertama 18 orang dan tahap kedua 9 orang, sejumlah 27 orang dapat dievakuasi. "Tindakan mereka tak ubahnya aksi teroris yang mengganggu stabilitas keamanan, aparat TNI-Polri masih terus menyisir atau mencari masyarakat yang mungkin masih selamat dari aksi pembantaian ini," ujarnya.

Lebih lanjut Kapuspen TNI mengatakan saat ini aparat TNI-Polri terus melakukan pengejaran terhadap pelaku pembantaian keji oleh kelompok KST pimpinan Asbak Koraneu untuk mempertanggung jawabkan aksinya secara hukum. “Korban murni masyarakat sipil tidak ada itu intel TNI atau Polri, mereka selalu mengklaim kalau korban yang mereka bantai adalah mata-mata TNI atau Polri, klaim mereka itu lagu lama,” pungkas Laksamana berbintang dua ini.tri

Baca Juga: KKB Papua Tembak Kepala Tukang Ojek Bernama Zainul hingga Tewas di Tempat

Cilegon dalam

Editor : Redaksi

Berita Terbaru