GAZA- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres kembali menyerukan gencatan senjata segera di Jalur gaza seiring serangan Israel yang telah membunuh lebih dari 10.000 jiwa.
Diplomat asal Portugal itu menyebut komunitas internasional serta para pihak yang bertempur bertanggung jawab menghentikan "malapetaka" di Gaza.
Baca Juga: Sekjen PBB Tegaskan Israel Wajib Patuhi Keputusan Mahkamah Internasional
Guterres menyoroti banyaknya korban anak-anak dalam serangan Israel ke Gaza, wilayah Palestina di mana sekitar 2,3 juta orang terjebak akibat blokade Israel yang sudah berlangsung selama 16 tahun terakhir.
Dia pun menyebut Gaza menjadi "kuburan anak-anak."
Per Senin (6/11/2023), Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan lebih dari 4.100 anak terbunuh sejak Israel meluncurkan serangan pada 7 Oktober 2023.
Serangan tersebut menyusul serangan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, ke wilayah Israel yang disebut menewaskan lebih dari 1.400 orang.
"Ratusan anak perempuan dan laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap hari. Lebih banyak jurnalis dilaporkan terbunuh dalam periode empat pekan dibanding dalam konflik mana pun dalam tiga dekade terkini," kata Guterres di markas PBB di New York, Senin, dikutip Al Jazeera.
"Lebih banyak pekerja kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa terbunuh dibanding periode-periode setara kapan pun sepanjang sejarah organisasi kami. Malapetaka yang sedang terjadi membuat gencatan senjata kemanusiaan semakin mendesak tiap jamnya," lanjutnya.
Baca Juga: Israel Kuwalahan Hadapi Siasat Gerilya Hamas
Guterres telah berulang kali menyerukan gencatan senjata di Gaza seiring pengeboman masif dan pengepungan yang dilakukan Israel.
Dia pun menuduh Israel menargetkan rumah sakit, kamp pengungsian, fasilitas PBB, dan tempat ibadah.
Baca Juga: 136 Tank Milik Penjajah Israel Dihancurkan Hamas
Selain itu, Guterres menuding Hamas menggunakan warga sipil sebagai "tameng." Sekjen PBB itu pun menyerukan pembebasan orang-orang yang ditawan Hamas di Gaza.
"Para pihak dalam konflik ini, dan, tentu saja, komunitas internasional menghadapi tanggung jawab fundamental dan segera: hentikan penderitaan kolektif yang tak manusiawi ini dan tingkatkan bantuan kemanusiaan secara drastis ke Gaza," katanya.
Akan tetapi, pada saat Guterres menyerukan gencatan senjata, Dewan Keamanan PBB kembali gagal mengambil tindakan usai para anggotanya tidak mencapai kesepakatan dalam pembuatan resolusi mengenai perang Israel-Hamas.
Amerika Serikat (AS) menolak penggunaan istilah "gencatan senjata" dan menginginkan resolusi yang berisi "jeda kemanusiaan."mer
Editor : Redaksi