Setiap Jam Ada Berita Duka dan Ambulans Lewat, AHY: Sampai Kapan Seperti Ini?

 JAKARTA- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono tak terlalu mempersoalkan turunnya status Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah.

Menurutnya yang paling penting saat ini adalah negara mampu menyelematkan rakyatnya dari badai pandemi Covid-19. Melalui akun Twitter, Rabu (7/7/2021), AHY menilai bahwa idealnya Indonesia selalu naik kelas, tidak tinggal kelas apalagi turun kelas. Apalagi saat ini lanjutnya, Negara tengah mengalami situasi genting.

Baca Juga: Depan Ribuan Simpatisan Demokrat, Prabowo Sebut akan Beri Tugas Strategis AHY

“Idealnya, kita selalu naik kelas. Jangan tinggal kelas, apalagi turun kelas. Masalah gentingnya, bukan di mana status kelas kita saat ini, tapi mampukah negara ini menyelamatkan rakyatnya dari Covid-19?” tulisnya, Rabu (7/7/2021). 

Menurunnya peringkat Indonesia diumumkan Bank Dunia atau World Bank. Publikasi pada 1 Juli lalu itu menerangkan bahwa Indonesia beralih status dari negara berpenghasilan menengah ke atas pada 2019 menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah.

Baca Juga: Prabowo Sudah Janjikan Jabatan Penting untuk AHY jika Terpilih

Bank Dunia mencatat pendapatan nasional bruto Indonesia juga turun dari US$4.050 menjadi US$3.870. Perubahan pendapatan ini disinyalir lantaran dampak pandemi Covid-19 yang memukul penghasilan masyarakat. AHY menuturkan bahwa dirinya setiap saat mendengar sirine dari ambulans.

Bahkan hampir setiap jam, kata dia, berita duka selalu diumumkan dari para kerabat. Kondisi ini lanjutnya juga diiringi dengan terus meningkatnya angka kasus Covid-19. AHY mempertanyakan sampai kapan Indonesia akan mengalami kondisi serupa.

Baca Juga: Demokrat Bakal Teruskan Program Jokowi, AHY: Yang Baik Lanjutkan, yang Belum Baik Disempurnakan

“Hampir sekian menit sekali terdengar sirine kencang ambulans. Hampir sekian jam sekali terima berita duka dari yang kita kenal. Ini mengonfirmasi, setiap hari ada rekor baru, baik jumlah yang positif terpapar, maupun yang meninggal dunia. Sampai kapan Indonesia?,” ungkapnya.bis

Editor : Redaksi

Berita Terbaru