JAKARTA- Usman (44), pelaku pembunuhan anak kandungnya, Kurniawan (10) di Muara Baru, RT 22/RW 17, Penjaringan, Jakarta Utara pada Rabu (13/12/2023) kerap melakukan kekerasan.
Ketua RT 22/RW 17, Sudiono mengatakan Usman yang bekerja serabutan sebagai calo di tempat penjualan ikan selama ini sudah kerap melakukan kekerasan fisik terhadap Kurniawan atau Awan.
"Ayahnya ini ringan tangan, suka mukul anaknya sendiri. Sering warga lihat itu pelaku menjewer kuping, dikeplok (tampar)," kata Sudiono di RS Polri Kramat Jati, Kamis (14/12/2023).
Jauh sebelum Kurniawan meninggal dunia akibat dibanting, warga dan pengurus lingkungan pun sudah berulang kali menegur Usman agar tidak melakukan kekerasan fisik.
Tapi Usman tetap melakukan kekerasan fisik hanya karena hal sepele dengan alasan Kurniawan bandel, bahkan beberapa kali tindakan tersebut terjadi di depan umum.
Puncaknya saat Usman mendengar Kurniawan tidak sengaja menabrak anak tetangga saat bersepeda, hingga akhirnya korban dibanting ke aspal hingga tidak sadarkan diri lalu tewas.
"Itu yang anak tetangga ditabrak sama Kurniawan luka biasa saja (baret), enggak parah. Namanya anak naik sepeda bagaimana sih. Namanya anak-anak, bandel biasa," ujarnya.
Sudiono menuturkan kenakalan dilakukan Kurniawan semasa hidup hal yang umum untuk anak-anak seusia korban, sehingga warga heran dengan perlakuan Usman sebagai ayah.
Sepengetahuan warga dan pengurus lingkungan RT 22/RW 17, dari total empat anak laki-laki Usman hanya Kurniawan yang kerap mendapat perlakuan berbeda dari pelaku.
"Perlakuannya berbeda ke korban. Korban ini anak ketiga dari tiga bersaudara. Anak paling tua kelahiran 2004, anak kedua kelahiran 2010, nah Kurniawan kelahiran 2012, adiknya kelahiran 2015," tuturnya.
Padahal meski secara daya tangkap dan kemampuan berbicara Kurniawan tidak sebaik anak lain, tapi di mata warga korban merupakan anak baik yang ceria, dan mudah bergaul.
Sudiono mengatakan lazimnya anak-anak bila ditegur karena berbuat nakal Kurniawan akan menghentikan perbuatannya, dan mendengar nasihat diberikan orang dewasa.
"Kalau dibilang berhenti menurut. Karena korban ini aktif, punya kebutuhan khusus juga. Dalam arti gomongnya masih cadel, agak sedikit gagap. Dulu korban sekolah, tapi berhenti," lanjut Sudion.ay
Baca Juga: Pria Ini Banting Bayinya Sendiri yang Masih Usia 2 Bulan, hingga Tewas
Editor : Redaksi