TKW Asal Jember Tewas Digorok di Malaysia

KUALA LUMPUR - Seorang Tenaga kerja Wanita (TKW) asal jember bernama Windri Nur Fadila dikabarkan tewas.

Windri Nur Fadila diduga telah menjadi korban pembunuhan di Desa Mentari Blok V, Petaling Jaya, Malaysia pada (29/1/2024).

Baca Juga: TKW dari PMI Minta Agar Pemerintah Memudahkan Pengiriman Barang Paket ke Indonesia

Pasalnya, dalam tayangan video terdapat luka bekas gorokan di leher wanita berusia 19 taun tersebut.

Sebelum dikabarkan meninggal, Windri sempat melakukan video call dengan anggota keluarganya yang berada di Dusun Babatan, Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, Jember, Jawa Timur.

Hal itu diungkap oleh bibi korban yang bernama Ninik.

Ninik tampak tak kuasa menahan tangis dan meneteskan air matanya.

"Terakhir komunikasi itu malam, sebelum dikabarkan meninggal itu. Keponakan saya Video Call lewat WA (Whatsapp) bilang kalau besok mau kerja pakai baju putih ini," ujarnya, Rabu (31/1/2024).

Adapun alasan keponakannya tersebut ingin memakai baju putih lantaran ingit terlihat menarik saat bekerja jadi cleaning service.

Apalagi wanita muda tersebut memang kerap bercanda tiap kali berbincang melalui video call di WhatsApp.

"Saya kalau pakai baju ini kelihatan seksi. Karena memang keponakan saya ini suka becanda, itu VC dengan kakaknya terakhir," urai Ninik.

Namun keesokan harinya tepatnya pada 29 Januari 2024, Ninik mengaku terkejut. Sebab memperoleh kabar kalau keponakannya tewas mengenaskan di Malaysia.

Kendati begitu, ia tak menyangka jika percakapan tersebut adalah komunkasi terakhirnya dengan korban.

"Kami syok saat dikabarkan keponakan saya meninggal. Tapi kami kembali lagi, mungkin semua takdir ilahi dan kami harus sabar menerima," ujar Ninik sambil meneteskan air mata.

Menurut Nini, selama bekerja di Malaysia keponakanya itu tidak pernah cerita apapun selama berada di Luar Negeri sejak April 2023.

"Dia hanya bilang dulu, mau kerja mengubah nasib. Supaya lebih baik lagi kehidupannya. Bahkan Cerita dekat dengan siapa juga tidak, setahu saya keponakan saya ini juga masih single (belum berpacaran)," urainya.

Meskipun sebagai petugas kebersihan di Malaysia , kata dia, korban selalu kirim uang kepada keluarga di Jember setiap bulan. Bahkan uang kiriman keponakanya tersebut digunakan untuk renovasi rumah.

 

 

"Ini keramik di rumah hasil jerih payah keponakan saya, untuk bantu-bantu keluarganya. Alhamdulillah," ungkapnya.

Baca Juga: Pemain Hoki Tewas setelah Kena Sabetan Tongkat Pemukul di Leher

 

Namun, kata dia, keponakanya itu pergi keluar negeri memakai visa kunjungan ke Malaysia. Jadi tidak melalui agen penyaluran tenaga kerja resmi dari pemerintah.

 

"Soalnya kalau ikut PT harus sekolah (pelatihan kerja), dan butuh waktu lama, sementara dia inginnya cepat-cepat. Apalagi di sana ada saudara, itu yang jadi pertimbangan pakai visa kunjungan saja (pergi ke Malaysia),"paparnya.

 

 

Meski demikian, dia berharap pemerintah Indonesia bisa membantu untuk memulangkan jenazah keponakannya tersebut, agar dikebumikan di kampung halamannya.

 

"Kami sadar caranya keponakan saya (kerja ke luar negeri) mungkin salah (jalur). Tapi saya berharap bisa segera dipulangkan, kami ingin memakamkan dengan layak," paparnya.

 

Baca Juga: Masalah Sepele, Bule Gorok Mertuanya Sendiri di Kota Banjar, Jawa Barat

Maka dari itu, Ninik mengungkapkan kejadian yang menimpa keponakannya tersebut adalah pelajaran bagi semua orang. Agar ketika bekerja di luar negeri harus melalui prosedur dan jalur resmi.

 

"Uruslah dengan visa yang legal. Karena kalau ada apa-apa biar tidak susah kayak saudara saya ini.Karena kalau resmi, akan dapat segalanya, ada asuransi terus lebih jelas dan ebih terjamin," urainya.

 

Sementara itu, Camat Jenggawah Endro Lukito mengaku telah bekerjasama dengan Disnaker Jember dan Dinas Sosial Dinsos Jember, untuk memulangkan korban ke tanah air.

 

"Sera bekerjasama dengan Serikat Buruh Migran yang ada di Jember untuk mendampingi keluarga korban.Kami dapat informasi kemarin pagi dari Pak Kades dan juga Tagana, terkait adanya kamu diduga korban pembunuhan yang dilakukan di Malaysia," tanggapnya.

Selain itu, Endro mengaku juga sudah berkoordinasi dengan pihak Human Trafficing Quotes di Malaysia, yang merupakan komunitas di bidang pemantauan perdagangan manusia.

"Kami tidak lepas untuk berkoordinasi dengan mereka. Dan sekarang tinggal menunggu proses pemulangan jenazah, karena pihak keluarganya menginginkan jenazah segera dipulangkan ke tanah air untuk dikebumikan dengan layak," ujarnya.tri

Editor : Redaksi

Berita Terbaru