Beras SPHP Tersebar di Jombang,  Pedagang dan Petani Lokal Resah

JOMBANG (Realita)- Keberadaan toko beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di pasar tradisional, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dinilai malah mematikan pedagang beras lainnya.

Perbandingan harga yang terpaut Rp 3.600 per kilogram antara beras SPHP yang diimpor pemerintah dan beras lokal, membuat pembeli lebih memilih beras Bulog atau SPHP. Meski dari segi kualitas beras lokal lebih unggul dibandingkan beras impor.

Baca Juga: Polres Lamongan Pastikan Ketersediaan Beras untuk Masyarakat

Di pasar tradisional Jombang beras serang atau kualitas medium di pedagang dijual dengan harga Rp 14.500 per kilogram, sementara SPHP dijual Rp 10.900 per kilogramnya.

"Orang itu kan nyari yang lebih murah. Ya berasnya pedagang gak laku," kata salah seorang pedagang beras di pasar Pon Jombang, Sukarman, Selasa (5/3/2024).

Padahal, menurutnya kualitas beras SPHP yang berasal dari beras impor itu, berbeda dengan beras medium yang ada di penggilingan petani lokal.

"Ya lebih bagus yang serang (medium) mas, kalau dari segi rasa ya. Kalau beras SPHP itu kan keras, buat lontong, buat nasi goreng itu cocok. Kalau buat warung itu kan yang medium itu," tandas dia.

Sepengetahuan Sukarman, beras yang di impor oleh pemerintah melalui Bulog tersebut didatangkan dari berbagai negara. Diantaranya, Pakistan, Thailand maupun Vietnam.

Baca Juga: Beras Langka dan Mahal, Ini Kata Jokowi

"Kalau yang di penggilingan padi kan hasil dari petani lokal. Itu harusnya yang lebih diutamakan, bagaimana caranya pemerintah bisa menekan harga beras lokal. Bukan malah mendatangkan beras dari luar," katanya menegaskan.

Hal senada diungkapkan pedagang beras lainnya, Iwan (45). Keberadaan toko beras SPHP memang mempengaruhi penjualan beras medium para pedagang di pasar tradisional.

"Karena yang diserbu kan yang murah. Jadi kalau beras yang diluar SPHP ya gak bisa (laku habis)," kata Iwan.

Baca Juga: Maidi Jamin Tak Ada Beras Langka di Kota Madiun

Ia pun menjelaskan bahwa beras SPHP memang secara kualitas berbeda dengan beras medium yang ada di penggilingan petani lokal. Terutama dari segi rasa. "Beras SPHP ini kan beras luar, rasanya memang beda," tuturnya.

Ia berharap agar pemerintah kembali menormalkan harga beras di pasar sehingga pedagang bisa kembali menjual beras medium ke masyarakat.

"Ya mintanya stabil kembali, meski padi sekarang belum ada panen. Kalau stabil harganya paling mahal, beras medium ya Rp 13.000 per kilo, itu sudah paling mahal," ungkap Iwan memungkasi.rif

Editor : Redaksi

Berita Terbaru