Pledoi Salah Transfer, Dakwaan Ardi Tak Sesuai Fakta Persidangan

 

SURABAYA (Realita) - Tim pengacara Ardi Pratama, yang menjadi terdakwa kasus salah transfer Bank BCA Citraland, menganggap dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap kliennya adalah fiktif dan imajinatif.

Baca Juga: Thomas Michael Leon Lamury Hadjon Diadili Perkara Pencurian Atas Laporan Tantenya

Saat membacakan nota pembelaan (pledoi) dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, para advokat dari kantor Hukum Tonny Suryo dan Partners, menyatakan dakwaan bagi Ardi tidak sesuai dengan fakta persidangan.

"Apa yang didakwakan imajinatif dan fiktif karena hanya berdasarkan pendapat JPU dan tidak sesuai  fakta, di persidangan," kata Hendrix Kurniawan, salah satu penasihat hukum terdakwa, Rabu (32/3/21).

Menurut Hendrix dalam persidangan, JPU hanya mengarahkan para saksi agar keterangannya bisa sesuai dengan apa yang ada di dalam dakwaan.

"Seharusnya saudara Jaksa penuntut Umum membuktikan apa yang didakwakan itu, sudah memenuhi delik-deliknya apa belum, sehingga dapat dikatakan perbuatan terdakwa memenuhi unsur tindak pidana," imbuhnya.

Baca Juga: Didakwa Penggelapan, Penasihat Hukum Herman Budiyono Menilai Dakwaan Jaksa Prematur

Tim kuasa hukum terdakwa Ardi Pratama juga  berpendapat, bahwa pasal 86 UU No.3 tahun 2011 tentang  Transfer Dana yang diterapkan JPU sangat tidak tepat.

Cilegon dalam

"Kami berpendapat, bahwa dalam hal ini saudara  JPU telah gagal pasal. Karena pasal tersebut hanya bisa diterapkan bilamana pihak yang dirugikan dan melapor adalah penyelenggara transfer dana atau Bank bukan perorangan," pungkasnya Hendrix.

Kasus ini bermula saat terdakwa Adi Pratama mendapatkan transfer masuk uang sebesar Rp 51 juta ke rekeningnya pada Maret 2020. Adi menyangka uang itu adalah hasil komisinya sebagai makelar mobil mewah.

Baca Juga: Jadi Terdakwa Pelecahan Terhadap Anak, Putra Jaya Setiadji Terancam 15 Tahun Penjara

10 hari berselang, rumah Adi di Manukan, Surabaya didatangai oleh dua orang pegawai BCA Catur Ida dan Nur Chuzaimah. Mereka mengatakan bahwa uang senilai Rp 51 juta itu telah salah transfer dan masuk ke rekening Adi.

Sayangnya uang itu terlanjur terpakai Adi. Seorang pegawai BCA, Nur Chuzaimah kemudian melaporkan Adi Pratama pada Agustus 2020.ys

Editor : Redaksi

Berita Terbaru