WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) terus melakukan pembelaan buta atas invasi brutal Israel dengan mengatakan yang terjadi di Gaza bukanlah genosida. Hingga kini, korban jiwa akibat invasi brutal Zionis di Gaza mencapai35.091 orang.
Pembelaan Amerika itu disampaikan Penasihat Keamanan Nasional Gedung putih Jake Sullivan pada hari Senin.
Baca Juga: Di Tengah Dialog Gencatan Senjata, Teroris Israel Bombardir Gaza lagi
“Kami percaya Israel dapat dan harus berbuat lebih banyak untuk menjamin perlindungan dan kesejahteraan warga sipil yang tidak bersalah," kata Sullivan.
"Kami tidak percaya apa yang terjadi di Gaza adalah genosida,” katanya lagi, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (14/5/2024).
Berbicara kepada wartawan, Sullivan mengatakan AS ingin melihat Hamas dikalahkan, namun memperingatkan bahwa warga sipil Palestina yang terjebak di tengah-tengahnya berada “di neraka".
Dia juga menegaskan kembali penolakan pemerintahan Presiden Joe Biden terhadap operasi militer besar-besaran Israel di Rafah.
Baca Juga: Teroris Israel Serang Rafah Habis-habisan, 35 Warga Palestina Tewas
Sullivan menambahkan bahwa AS prihatin dengan invasi Israel, yang tidak mempertimbangkan “apa yang akan terjadi selanjutnya".
Dia menunjuk pada operasi militer besar-besaran Israel di Gaza utara dan kemudian kembalinya militan Hamas.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 35.091 warga Palestina telah terbunuh, dan 78.827 lainnya terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Kendaraan PBB Ditabrak di Gaza, Seorang Anggota Badan Keamana Tewas
Selain itu, setidaknya 11.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Israel berdalih pembunuhan besar-besaran itu sebagai respons militer atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke wilayah Israel selatan, yang menurut rezim Zionis menewaskan sekitar 1.200 orang dan ratusan lainnya disandera.
Namun investigasi media Israel; Haaretz, mengungkap bahwa ribuan orang yang tewas di Israel pada 7 Oktober 2023 adalah korban insiden "friendly-fire" oleh tank tempur dan helikopter militer Israel ketika merespons serbuan Hamas.gh
Editor : Redaksi