LAMONGAN (Realita) - Direktur Riset Duta Konsultan Survei Indonesia (DKSI), M. Firdaus, merilis hasil riset terkait popularitas atau elektabilitas (dikenal) dan liketabilitas (disukai) para Bakal Calon (Bacalon) Bupati yang saat ini masih berjuang merebut tiket rekom partai untuk berlaga di Pilkada tahun 2024.
Pada surveinya disebutkan sebanyak 7 kandidat yang disimulasikan pada survei potensi Calon Bupati Lamongan, yang smuanya juga diketahui telah mendaftar ke sejumlah penjaringan internal partai politik, antara lain Yuhronur Efendi (Bupati Lamongan) , Abdul Rouf (Wabup Lamongan), Abdul Ghofur (Ketua DPRD Lamongan), Suhandoyo, Khusnul Yakin, Debby Kurniawan dan Raden Imam Muchlisin.
Baca Juga: Ratusan Warga Bakalanpule Siap Menangkan Paslon Abdul Ghofur dan Firosya Shalati di Pilkada Lamongan
Firdaus menerangkan hasil temuan survei pertama terdapat 4 Bacabup yang popularitasnya berada diatas 50 % yakni Yuhronur Efendi, Abdul Rouf, Suhandoyo dan Abdul Ghofur.
Namun pada Liketabilitasnya hanya ada 2 nama yang bersaing ketat yakni Yuhronur Efendi (Yes) dan Abdul Rouf (Bro) yang sama - sama berada diangka 50%.
"Tingkat popularitas Pak Yes, sapaan akrab Yuhronur Efendi sampai saat ini masih berada diposisi pertama 81,6 %. Kemudian disusul Suhandoyo 74,3 %, Abdul Rouf (Bro) 71,1 %, Abdul Ghofur 55,8 %. Akan tetapi, Pada tingkat liketabilitasnya, Pak Yes 53,6 %. Sementara Bro menempel ketat di prosentase 52, 4 %. Sedangkan Bacabup Abdul Ghofur dan Suhandoyo angkanya masih dibawah 50 %, berkisar di angka 37 % dan 38 %," terangnya.
"Dari 7 nama kandidat, Kandidat Bupati keterpilihan tertinggi yakni Yuhronur Efendi (incumbent). Namun dari ke enam kandidat yang memiliki potensi sebagai pesaingnya adalah Abdul Rouf. Sebab, liketabilitasnya sama diangka 53 % vs 52 %. Berbeda dengan dua kandidat yang masih dibawah 50 %," beber aktivis ini.
Dari hasil temuan tersebut, Lanjutnya, Masih rentan bisa berubah seiring dengan faktor pemilih praktis yang masih tergolong pada angka 65,9 % dan dihuni oleh pemilih pemula.
Sebanyak 7,5 % pemilih Yuhronur yang bisa berubah, 5,1 % pemilih Abdul Rouf, 6,8 % pemilih Abdul Ghofur , 3, 5 % pemilih Suhandoyo dan Deby Kurniawan, 0,8 % pemilih Khusnul Yakin dan 0,3% pemilih Raden Imam.
Pada temuan lain soal simulasi 4 paslon, 3 paslon hingga head to head, angka incumbent jeblok. Masih pada kisaran 32 - 42,5 % alias belum menyentuh angka 50 %. Hal itu dipengaruhi oleh masih besarnya potensi migrasi pemilih dan yang belum menentukan pilihan.
Baca Juga: Debat Perdana Pilkada Lamongan, Gaya Komunikasi Cerminkan Kepemimpinan
Survei DKSI sendiri dilakukan pada periode 5 - 11 Mei dengan menggunakan metode multistage random sampling dan melibatkan 1.896 responden yang tersebar di desa, kelurahan di 27 kecamatan yang ada di Kab. Lamongan.
Populasi survei adalah warga atau masyarakat Lamongan yang sudah punya hak pilih dengan usia minimal 17 tahun. Dengan cara tatap muka bersamaan kuisioner secara acak kepada warga. Margin of errornya berada pada angka 2,3 %, Sehingga memiliki tingkat kepercayaan 95%.
Sebelumnya Firdaus memprediksi Pilkada 2024 di Kabupaten Lamongan bakal terjadi tiga poros. Prediksi tersebut didasarkan atas survei dan analisa dari nama - nama Bacabup yang telah bermunculan di penjaringan internal partai politik selama sepekan ini.
Selain itu, Yuhronur Efendi dengan Abdul Rouf yang pada Pilkada sebelumnya berpasangan hingga disebut Yes - Bro juga menjadi indikator terjadinya poros baru.
Baca Juga: Tim YES - Dirham Ajak Pilkada Lamongan tanpa Membedakan Golongan
Firdaus menyebut tiga poros tersebut adalah poros petahana Yuhronur Efendi, Poros Abdul Rouf dan Poros Abdul Ghofur.
Dalam sudut pandang dan analisis Firdaus, Dua orang yang kini menduduki kursi Wakil Bupati dan Ketua DPRD Kab. Lamongan tersebut juga memiliki kwalitas yang mumpuni sebagai rival Yuhronur.
Pada sejarah Pilkada di Lamongan memang diketahui selalu terjadi tiga poros dan belum pernah terjadi head to head. Dinamika yang terjadi saat ini membuat aktivis yang konsen diperpolitikan tersebut berkesimpulan bahwa pertarungan di Pilkada 2024 akan menarik jika terdapat 3 poros. Namun, bakal berjalan sengit manakala Pilkada hanya diikuti dua poros atau head to head.
"Ada kemungkinan Yes takut gagal di periode kedua. Sebab approval rating-nya rendah. Sehingga dia berupaya untuk merebut semua rekom parpol seperti yang dilakukan Fadeli pada pilkada 2015. Apalagi dari hasil survey yang kami lakukan, Indeks kepuasan publik terhadap YES rendah dibawah 60 %. Hukum besi lembaga survei mengatakan jika petahana IKP nya rendah dipastikan 95 % tumbang ," bebernya.ls
Editor : Redaksi