Kades di Jombang Klaim Pengaspalan Jalan Pakai Uang Pribadi, Pengerjaan Diduga Asal-asalan

JOMBANG (Realita) - Berbagai modus dugaan penyelewengan proyek desa, demi mengeruk keuntungan pribadi. Masih kerap dilakukan sebagian oknum di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Mulai dari manipulasi anggaran hingga dugaan main sulap pengerjaan proyek, yang didanai menggunakan anggaran pemerintah. Namun diklaim memakai dana pribadi kepala desa.

Baca Juga: Jalan Menuju Desa Sampanahan Hulu Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Mengeluh, Dinas PUPR Cuek

Dugaan akal-akalan demi meraup keuntungan pribadi ini disinyalir terjadi di desa Tanggungan, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang.

Salah satunya proyek pengerjaan pengaspalan jalan lingkungan sepanjang 2,8 kilometer di dusun Kemuning, desa Tanggungan, Gudo, Kabupaten Jombang menjadi rasan-rasan banyak pihak.

Pengaspalan jalan lingkungan yang sudah pasti mengeluarkan uang puluhan juta hingga ratusan juta tersebut, dinilai penuh kejanggalan lantaran diklaim menggunakan uang pribadi kepala desa Tanggungan.

Kepala Desa Tanggungan, Kosim menegaskan jika pengaspalan jalan lingkungan di dusun Kemuning memakai uang pribadinya.

"Itu uang pribadi saya. Ada yang bilang dari BK. Bukan," kata dia, Sabtu (22/6/2024).

Dijelaskan kades berkacamata ini, perbaikan jalan lingkungan yang diduga menghabiskan uang ratusan juta tersebut, agar masyarakat tidak lagi gaduh dengan janji politik anggota legislatif DPRD Jombang dari dapil di Kecamatan Gudo.

"Demi warga, dari pada masyarakat rame dengan pak AB (anggota DPRD Jombang, partai Golkar-red). Akhirnya saya putuskan pakai uang pribadi untuk memperbaiki jalan lingkungan," tutur Kosim.

Klaim penggunaan uang pribadi kepala desa ini diragukan sumber media ini berinisial ER. Dia berkeyakinan pengaspalan jalan lingkungan di dusun Kemuning, bukan berasal dari anggaran pribadi sang Kades. Namun bersumber dari program pemerintah.

"Uang dari mana. Pribadi, tidak mungkin, kok baik banget pak kadesnya sampai aspal jalan pakai uang pribadi, kaya banget," tegasnya, Sabtu (22/6/2024).

Baca Juga: Jalan Rusak di Perumahan Alghoni, Warga Keluhkan Bahaya dan Minimnya Tanggapan Pemerintah

Akal-akalan dengan mengklaim sumber anggaran pengaspalan jalan lingkungan, dari uang pribadi itu menurut ER diduga demi memperlancar keuntungan pribadi sang oknum, dan tidak perlu lagi repot-repot memperhatikan kualitas.

Cilegon dalam

"Baru banget dikerjakan, tapi kualitasnya sangat jelek. Aspalnya tipis, gak tebel. Dan juga pengerjaannya gak rata. Banyak yang bergelombang," tutur salah seorang warga yang enggan namanya disebutkan.

Perempuan berinisial NA menilai pengerjaan pengaspalan jalan di lingkungannya tersebut, dikerjakan secara asal-asalan.

"Pertama sisi selatan dikerjakan tengah malam, terus yang sisi utara kalau gak salah hari Jumat sekira pukul 08.00 WIB selesai cepet gak sampek dua jam. Tidak pakai alat berat juga, hanya pakai mesin yang didorong itu (aspal roller) untuk memadatkan aspal. Mau baik gimana kualitasnya, wong dikerjakannya aja seenaknya. Ini saja sudah banyak kerikil aspal yang lepas," kata perempuan yang memiliki satu anak ini.

Pekerja melakukan pengaspalan jalan lingkungan di dusun Kemuning, desa Tanggungan, Gudo Kabupaten Jombang secara manual tanpa menggunakan alat berat. Foto: SyarifPekerja melakukan pengaspalan jalan lingkungan di dusun Kemuning, desa Tanggungan, Gudo Kabupaten Jombang secara manual tanpa menggunakan alat berat. Foto: Syarif

Hal senada juga diungkapkan warga lainnya, jika kualitas aspal jalan lingkungan dusun Kemuning, desa Tanggungan, Kecamatan Gudo, sangat jelek.

Baca Juga: Kualitas Jalan Lapen di Palrejo Jombang Jauh dari Harapan

"Belum ada sebulan saja sudah kayak gini. Paling bentar lagi rusak, gak niat kayaknya yang ngerjakan," tandasnya.

'Kemarin pas ngaspal, orang yang mengerjakan bilang ini hanya lapisannya dulu. Nanti akan ada pengaspalan lagi, katanya begitu," kata NA menambahkan.

Dituturkannya, selain kualitas dinilai sangat buruk. Para pekerja pengaspalan jalan lingkungan dusun Kemuning, juga disinyalir bukan berasal dari desa Tanggungan.

"Pekerjanya dari luar desa, kayaknya saya gak lihat orang sini dilibatkan," katanya memungkasi. (rif)

Editor : Redaksi

Berita Terbaru