Satgas Desa di Ponorogo Akui Anggaran dan SDM Terbatas

PONOROGO (Realita)- Pasca disebut mlempem kinerjanya oleh kalangan DPRD Ponorogo, Satgas Covid-19 tingkat Desa akhirnya angkat suara terkait penanganan Covid ditingkat bawah.

Selain faktor anggaran penanganan, minimnya SDM relawan Satgas di bawah diklaim menjadi keluhan dalam penanggulangan Covid-19 di desa.

Baca Juga: Peningkatan Kewaspadaan terhadap COVID-19 Menjelang Libur Nataru

Hal ini diungkapkan, Sekertaris Desa (Sekdes) Nglurup Kecamatan Sampung, Budi Setyono. Ia mengaku kendati mendapatkan alokasi anggaran 8 persen dari Dana Desa (DD) tahun 2021. Namun anggaran itu, diklaim tidak cukup untuk penanggulangan Covid-19 di desa secara penuh. Pasalnya, untuk pengadaan seperti obat, serta warga Isolasi Mandiri (Isoman) pihaknya harus putar otak kembali terkait anggarannya. " Kalau cuman pencegahan mencukupi, kalau penanganan tidak mencukupi. Kalau penanganan kan perlu obat perlu macam-macam itu," ujarnya, Jumat (06/08).

Anggota Satgas Desa Nglurup ini juga mengaku, untuk alokasi Penanggulangan Covid-19, tahun ini pihaknya menggarkan 30 juta dari alokasi 8 persen DD. Kendati begitu pihaknya tetap berusaha maksimal ditengah keterbatasan anggaran saat ini.

" Kayak kemarin suruh bantu nangani pemulasaran jenasah, mencarikan  oksigenkan sudah gak bisa," akunya.

Sementara itu, Kepala Desa Pomahan Kecamatan Pulung, Haryono mengaku untuk menangung biaya 7 warganya yang isoman, pihaknya harus membagi-bagi anggaran. Tahun ini untuk penanggulangan Covid-19 di wilayah ini dianggarkan Rp 100 juta lebih dari alokasi 8 persen DD.

" Warga isoman itu yang nangung desa. Dana kita bagi-bagi. Untuk sementara cukup. Karena tidak ada yang mengeluh. Kalo tidak cukup kan suda protes ke desa," akunya.

Baca Juga: WHO Resmi Putuskan Pandemi Covid 19 Sudah Berakhir

Haryono mengaku, permasalahan saat ini di desa, yakni minimnya SDM pemulasaran jenasah di lingkungan tingkat RT dan RW. Pasalnya, salah satu jenasah warganya sempat terlambat dimakamkan, lantaran tidak ada yang berani memakamkan.

" Keluhanya, kemarin karena banyak yang meninggal alangkah baiknya ada Satgas pembentukan mandiri. Karena ada kejadian warga kita kemarin meninggal jam 11 siang dimakamkan jam 11 malam. Kita menunggu antrian. Relawan lingkungan tidak ada, makanya mau membentuk itu. Karena di desa itu tidak ada yang berani memulasarkan jenasah covid," ungkapnya.

Lebih jauh, Haryono membeber dalam dana penanganan Covid-19 Satgas desa mendapat honor Rp 600 ribu per bulan. Angka ini diklaim sama di seluruh desa di Ponorogo. " Relawan kita termasuk di Satgas. Perbulan ada itu. dianggaran semua desa se ponorogo 600 ribi satu bulan," bebernya.

Baca Juga: Kelelawar Rusia Membawa Virus Mirip Covid

 

Terkait pernyataan Anggota DPRD Fraksi PKS Christine Hery Purnawaty, yang menilai Satgas Desa kini mulai mlempem dan bakal dievaluasi, berangkat dari fakta yang ia temukan.  Haryono meminta temuan dewan itu jangan dipukul rata ke seluruh Satgas Desa, karena saat ini Satgas telah jatuh bangun dalam hal penanggulangan Covid di bawah. Pihaknya pun berencana akan melakukan mediasi terkait pernyataan tersebut.

" Kalau memang saat itu anggota dewan menemukan satu desa seperti itu, jangan digebyah uyah lah. karena saat ini di lurah-lurah (Kades) pada ngamuk soal statmen itu. Karena lurah itu direwangi melek sampai jam 1 dan 2 malam," pungkasnya. Lin

Editor : Redaksi

Berita Terbaru