WASHINGTON- Kamala Harris mengisyaratkan perubahan besar pada kebijakan Amerika Serikat (AS) terkait perang Gaza, saat berbicara Kamis malam waktu setempat. Di depan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang menemuinya di sela-sela kunjungan ke Washington, ia meneriakkan kesepakatan damai dan mengatakan tak akan diam atas penderitaan di kantong Palestina itu.
Hal ini merobek 'buku pedoman' Presiden Joe Biden yang seolah memberi dukungan penuh ke Israel selama menjabat. Ia mengatakan bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri perang yang "menghancurkan" itu.
Baca Juga: Didukung Barack Obama hingga Beyonce, Kamala Harris Sangat Mungkin Mengalahkan Donald Trump
"Apa yang terjadi di Gaza selama sembilan bulan terakhir sungguh menghancurkan," tegasnya dikutip AFP, Jumat (26/7/2024).
"Gambar-gambar anak-anak yang tewas dan orang-orang yang putus asa dan kelaparan melarikan diri demi keselamatan, terkadang mengungsi untuk kedua, ketiga, atau keempat kalinya," ujarnya ke wartawan.
"Kita tidak bisa berpaling dari tragedi ini. Kita tidak bisa membiarkan diri kita mati rasa terhadap penderitaan dan saya tidak akan tinggal diam,".
Calon kuat calon presiden (capres) AS dari Partai Demokrat itu pun menegaskan bahwa dalam pertemuan dengan Netanyahu ia mendesak pria 74 tahun tersebut untuk melihat Gaza sebagai situasi yang mengerikan. Ia mengatakan sangat serius mengkhawatirkan skala penderitaan manusia dan Gaza, termasuk kematian terlalu banyak warga sipil yang tidak bersalah.
"Dan saya menyatakan dengan jelas kekhawatiran serius saya tentang situasi kemanusiaan yang mengerikan di sana," tambahnya berujar sangat terus terang di depan Netanyah.
Di kesempatan yang sama, ia juga menyerukan pembentukan negara Palestina. Termasuk meminta Israel dan Hamas untuk menyetujui gencatan senjata serta kesepakatan pembebasan sandera untuk mengakhiri perang Oktober 2023 itu.
Baca Juga: Jajak Pendapat Terbaru: Kamala Harris Unggul Telak di Atas Trump
"Seperti yang baru saja saya katakan kepada Perdana Menteri Netanyahu, sekarang saatnya untuk menyelesaikan kesepakatan ini," katanya.
Komentar Harris yang blak-blakan sangat kontras dengan sapaan ramah antara Biden dan Netanyahu sebelumnya. Meskipun hal itu menutupi ketegangan selama berbulan-bulan antara kedua pria itu serta pertanyaan tentang relevansi presiden AS.
Harris lebih blak-blakan tentang Gaza di masa lalu daripada Biden. Ada spekulasi bahwa ia dapat mengambil pendekatan yang lebih keras terhadap Israel.
"Jadi, bagi semua orang yang telah menyerukan gencatan senjata. Dan bagi semua orang yang mendambakan perdamaian. Saya melihat Anda dan saya mendengar Anda," tambah Kamala Harris dikutip dari CNBC International.
"Mari kita bawa pulang para sandera. Dan mari kita berikan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi rakyat Palestina," tegasnya.
"Mari kita semua melakukan apa yang kita bisa untuk mencegah penderitaan warga sipil yang tidak bersalah. Dan marilah kita mengutuk anti-Semitisme, Islamofobia, dan kebencian dalam bentuk apa pun. Dan marilah kita bekerja untuk mempersatukan negara kita," tutupnya.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 39.175 warga tewas karena serangan Israel. Sebanyak 90.000 orang dilaporkan terluka.bc
Editor : Redaksi