Pengerjaan Drainase di Dapurkejambon Jombang Dikerjakan Asal-asalan, dan Diduga Serobot Lahan

JOMBANG (Realita.co) - Pengerjaan pembangunan drainase di Dusun Kejambon, Desa Dapurkejambon, Kabupaten Jombang menjadi bahan perbincangan masyarakat.

Proyek yang dikerjakan tim pelaksana kegiatan (TPK) Desa Dapurkejambon, Jombang didanai mengunakan anggaran Dana Desa tahun 2024 sebesar Rp185 juta tersebut disinyalir dikerjakan asal-asalan.

Baca Juga: Proyek Strategis RSUD Ploso Rp4,9 Miliar Terancam Molor, Pengerjaan Telat 1 Bulan

Bangunan drainase sepanjang 204 meter itu terlihat tidak lurus sejajar dan diduga menyerobot sebagian tanah milik perumahan.

"Bisa dilihat sendiri pengerjaan drainase tidak lurus, kelihatan bengkok. Jadi pondasi pagar rumahan akhirnya harus dipasang gak lurus. Padahal kalau ukuran tembok pagar, dari benang harusnya lurus. Gak tau siapa yang salah, tapi yang jelas drainasenya tidak lurus," kata salah seorang pekerja, SL Jumat (2/8/2024).

Bangunan drainase di Dapurkejambon Jombang diduga dikerjakan asal-asalan.Bangunan drainase di Dapurkejambon Jombang diduga dikerjakan asal-asalan.

Menurutnya, hal itu membuat bingung pekerja. Lantaran bangunan drainase yang dikerjakan pihak Pemerintah Desa diduga menyerobot sebagian tanah untuk pagar perumahan.

"Makanya ini jadi bingung. Pondasi pagar jadinya tidak rata. Padahal sesuai garis dari benang yang kami pasang harusnya rata. Takutnya nanti tembok pagar ikut gak rata," ujarnya.

Baca Juga: Pembangunan Drainase di Dapurkejambon Jombang, Kontraktor: Kesalahan Pelaksana, Ingin Untung Lebih

Selain itu, bangunan drainase juga ditempelkan di pagar perumahan. Ia pun tidak mengetahui apa tujuan dari hal tersebut.

Cilegon dalam

"Bisa saja agar tidak ambrol nanti drainasenya. Wong ngerjakan aja asal jadi. Kalau gak asal jadi kan gak mungkin ditempelkan di tembok pagar perumahan, dan bisa lurus. Itu kalau kerjannya bener," ungkap SL menambahkan.

Pantauan di lokasi, ketebalan bangunan drainase juga tidak merata ada yang 15 sentimeter hingga 20 sentimeter.

Sementara itu, Kepala Desa Dapurkejambon, Alimin mengakui jika bangunan irigasi dari DD 2024 sebesar Rp185 juta tidak lurus. Karena pengerjaannya secara bertahap.

Baca Juga: Kajari Jombang: DPO Kasus Korupsi Hibah Rabat Beton Minta Fee Proyek 60 Persen

"Sepengetahuan kami, sebelum dikerjakan sudah diluruskan menggunakan benang atau tampar. Tapi gak ngerti juga ya," kata dia.

Alimin menegaskan jika batas pembangunan drainase dengan batas perumahan sudah dilakukan pengukuran.

"Batas sudah diukur, gak mungkin kita nyerobot lahan. Kalau untuk pembangunan drainase kemungkinan ada kesalahan dari tukangnya," tandasnya memungkasi. (rif)

Editor : Redaksi

Berita Terbaru