SURABAYA(Realita)-Kabar gembira muncul dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Bertepatan dengan peringatan kemerdekaan RI, Untag memiliki Guru Besar baru Bidang Ilmu Akuntansi.
Tak tanggung-tanggung, sosok yang menjadi Guru Besar adalah Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA. CPA. ia ditetapkan menjadi Guru Besar terhitung sejak tanggal 1 Juni 2021. Namun proses pengukuhan guru besar ditunda dan baru dilaksanakan bersamaan dengan rangkaian Dies Natalis ke-63 Untag Surabaya dan peringatan Kemerdekaan RI.
Baca Juga: Urai Kemacetan, Proyek Jalan Menganti Wiyung - Babatan Unesa Surabaya Ditarget Rampung Desember
Pengukuhan dilaksanakan oleh Wakil Rektor I Untag Surabaya, Dr. IGN Anom Maruta, MM. secara hybrid dengan luring terbatas yang menerapkan protokol kesehatan ketat di Gedung Graha Widya lantai dua Untag Surabaya.
Guru besar yang akrab disapa Prof. Nug ini merupakan putra daerah asal Magetan. Menempuh pendidikan sarjana di Universitas Mulawarman pada Jurusan Akuntansi dengan beasiswa Supersemar dan lulus pada tahun 1987 serta berhasil meraih predikat cumlaude. Kemudian melanjutkan pendidikan magister di Univeritas Gajah Mada dan menyelesaikan Pendidikan Doktor Ilmu Ekonomi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dalam kurun waktu 2 tahun 8 bulan dengan IPK 3,97.
Segala kesuksesan yang diraih merupakan buah dari kerja keras serta dukungan istri dan anak-anak tercinta. Kecintaan Prof. Nugroho pada Akuntansi diwujudkan dalam nama putra bungsunya. “Anak saya nomor dua itu pakai kata aktiva (harta tak bergerak). Namanya Lukky Aktivanto,” sebut ayah dari dua anak ini.
Meski menghabiskan 23 tahun karir sebagai konsultan, dirinya tak melupakan perannya sebagai dosen. Dengan minat keilmuan pada keuangan dan sistem informasi akuntansi, puluhan jurnal nasional dan internasional telah dipublikasikan.
Kesibukan sebagai Rektor tak menjadikan Prof. Nugroho menutup diri dan tetap peka akan kondisi terkini. Pada pengukuhan guru besar tersebut, Prof. Nugroho menyampaikan orasi ilmiah bertajuk ‘Strategi Keuangan Bagi Korporasi Manufaktur yang Financial Distress di Masa COVID-19 di Indonesia’.
Baca Juga: Komisi C DPRD Surabaya Gelar Rapat Perdana, Ingin PAD Lebih Optimal
Penelitiannya dilatarbelakangi oleh kondisi perekonomian yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Dia menyebutkan bahwa perusahaan manufaktur dipilih karena padat karya dan memiliki ketergantungan SDM, “Saat produksi berkurang 50-60% akibat pandemi, maka SDM akan kena PHK. Penyerapan SDM ini jadi pertimbangan," ujarnya.
Dalam penelitian tersebut, Prof. Nugroho membandingkan financial distress sebelum dan saat pandemi pada perusahaan manufaktur di Indonesia melalui penelitian deskriptif yang dikombinasikan dengan metode kuantitatif menggunakan linear programming. Hasilnya, ditemukan bahwa banyak perusahaan manufaktur non farmasi yang terdampak COVID-19 dan mengalami penurunan omzet. Lebih lanjut Prof. Nugroho memaparkan, “Banyak perusahaan manufaktur yang bahan bakunya dari luar (negeri). Kalau lockdown maka pemasukan bahan baku tidak ada. Kalau tidak ada bahan baku maka produksi menurun,” ungkap dia.
Dari hasil penelitian tersebut, Prof. Nugroho menawarkan strategi mencegah financial distress, “Salah satu strateginya tidak boleh hutang jangka. Perusahaan juga harus melakukan manajemen persediaan atau merekonstruksi persediaanya,” papar Nug.
Menurut dia harus ada subsidi pemerintah untuk menggalakkan ekonomi melalui scheduling bahan baku. Ia berharap hasil penelitiannya dapat membawa manfaat. “Mudah-mudahan perusahaan berkaca pada strategi yang saya usulkan, demikian juga pemerintah. Mudah-mudahan dengan strategi ini perusahaan dapat mengatasi financial distress," harapnya.
Baca Juga: Tawuran Pelajar Mulai Marak, DPRD Surabaya dan Satpol PP Lakukan Kordinasi
Pada kesempatan yang sama, sambutan disampaikan oleh Ketua YPTA Surabaya - Drs. Ec. Mangapul Silalahi, MM. Dia memberikan selamat kepada Prof. Nugroho atas capaian sebagai guru besar, “Kami menyampaikan penghargaan atas kegigihan dan ketabahan Prof. Nugroho dalam mencapai gelar Profesor," katanya.
Dia berharap, “Semoga keberhasilan meraih guru besar ini dapat menjadi pendorong bagi dosen lainnya untuk meraih jabatan akademik tertinggi,” ucap Mangapul.
Prof.Dr. Tri Ratnawati SE.,MS.,Ak., CA.,CPA bertindak sebagai perwakilan Guru Besar Untag Surabaya menyampaikan, “Selamat kepada Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA. telah menjadi Profesor Untag Surabaya yang ke-18”. Sambutan dan ucapan selamat lainnya disampaikan secara daring oleh Menteri Hukum dan HAM RI - Yasona Laoly; Wakil Ketua MPR RI - Dr. Ahmad Basarah, M.H; Kepala LLDIKTI Wilayah VII - Prof. Dr. Suprapto, DEA; Walikota Surabaya - Eri Cahyadi; Bupati Blitar - Rini Syarifah serta Rektor dari perguruan tinggi mitra Untag Surabaya.(arif)
Editor : Arif Ardliyanto