PADA pemilu kali ini, Amerika Serikat bagaikan drama kolosal Shakespeare. Penuh intrik dan tragedi politis. Para analis menyaksikan dengan ternganga ketika Donald Trump, raja kontroversi kembali mengangkat pedang emasnya. Ia berhasil merebut kembali kursi presiden Amerika Serikat.
Trump, layaknya pahlawan mitologis dari negeri dongeng. Ia menembus ambang batas 270 suara electoral, melangkahi para rivalnya dengan percaya diri. Bak kisah kemenangan ajaib, ia menyegel kemenangan di Wisconsin dan Pennsylvania. Dua negara bagian yang seolah dirasuki semangat ultra-patriotik khas Trumpian. Dengan total 277 suara electoral, Trump bahkan melampaui angka mistis, yang konon menurut para penganut teori konspirasi, hanya bisa diraih oleh mereka yang ‘diridhoi’ entitas tersembunyi.
Baca Juga: Jerry Massie Kalahkan Pakar Politik Amerika Terkait Prediksi Pemilu AS
Kamala Harris, sang saingan yang nyaris bagai Cinderella politik, hanya mampu mengumpulkan 226 suara electoral. Meski punya pengalaman, ketenangan, dan visi mumpuni, ia belum berhasil mencicipi satu pun swing state, tanda bahwa roda takdir berpihak pada Trump. Analisis teori konspirasi pun tak ketinggalan menggema di seluruh dunia. Ada yang bilang alien, Illuminati, hingga pengaruh mistis rahasia mengiringi kemenangan ini.
Lihatlah empat swing state yang kini tunduk pada Trump. Konon, di balik kemenangan ini, tersembunyi tangan-tangan halus yang berbisik di antara gemericik hujan di malam pemilu.
Baca Juga: Timur Tengah Tagih Janji Trump Hentikan Agresi Israel di Gaza dan Libanon
Beberapa mengklaim bahwa Trump telah menguasai kode-kode rahasia dunia maya, bak agen ganda dalam film spionase klasik, yang membuka pintu menuju kemenangan gemilang di negara bagian penuh teka-teki.
Tak ayal, kemenangan ini seperti sebuah lelucon dari sejarah. Seperti membangkitkan kembali tokoh kontroversial untuk panggung akhir zaman, Trump kini berdiri di puncak kekuasaan dengan senyum kemenangan yang khas.
Baca Juga: Kemenangan Donald Trump Kabar Buruk Bagi Perjuangan Kemerdekaan Palestina
Pada akhirnya, dunia hanya bisa menunggu sambil menduga-duga, apakah kemenangan ini pertanda dari sebuah babak baru, atau sekadar drama lain dalam kisah politik Amerika yang semakin menyerupai fiksi sains yang terlalu serius.
Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar
Editor : Redaksi