SURABAYA (Realita)- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya melakukan percepatan untuk mengatasi genangan di sejumlah titik. Bahkan, pasca cuti Pilkada 2024, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendorong jajarannya agar percepatan penanganan genangan itu dapat semakin dimasifkan.
Wali Kota Eri Cahyadi menyatakan, bahwa sejumlah saluran di kawasan strategis Kota Pahlawan sudah dikoneksikan untuk mengurangi potensi genangan.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Siapkan Rute Baru Transportasi Umum hingga 2029
“Teman-teman sudah banyak melakukan percepatan-percepatan dengan mengkoneksikan saluran. Jadi seperti di Jalan Kartini dan Jalan Adityawarman, sudah banyak saluran yang kita koneksikan agar tidak ada lagi genangan di titik itu,” ujar Wali Kota Eri, Jumat (29/11/2024).
Selain koneksi saluran, Wali Kota Eri menuturkan bahwa pihaknya juga akan menambah fasilitas pompa untuk mendukung percepatan pengaliran air. Terutama untuk mencegah terjadinya genangan saat hujan deras. “Akan ada tambahan-tambahan terkait dengan pompa. Apakah itu booster atau rumah pompa untuk mempercepat," jelas dia.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu mengaku, sebelumnya pada Rabu malam (27/11/2024), telah berkeliling ke sejumlah wilayah. Ini bertujuan memastikan untuk percepatan penanganan genangan yang telah dilakukan jajaran Pemkot Surabaya.
"Saat Pilkada 27 November 2024, pada malam harinya saya keliling dan melihat percepatan-percepatan yang membutuhkan dukungan lebih agar prosesnya berjalan lebih cepat. Maka nanti kita berikan booster di sana,” jelasnya.
Baca Juga: HGN dan KORPRI, Pemkot serahkan Penghargaan Satyalancana Karya Satya dan Upayakan Kesejahteraan Guru
Di waktu terpisah, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi menuturkan, bahwa ujung tombak penanganan genangan terletak pada optimalisasi rumah pompa. Saat ini terdapat 76 lokasi rumah pompa dengan kapasitas total mencapai 513 meter kubik per detik.
"Saat ini kita memiliki 76 rumah pompa yang tersebar di berbagai titik. Setiap rumah pompa memiliki antara 3 hingga 7 unit pompa, dengan kapasitas minimal 3 meter kubik,” kata Syamsul.
Syamsul menjelaskan bahwa setiap rumah pompa juga dilengkapi pompa kecil untuk mengatasi lumpur. Penambahan pompa itu diharapkan dapat membantu mencegah genangan air secara lebih efektif. "Jadi itulah mengapa di Surabaya, kalau ada genangan Insyaallah tidak sampai menginap," kata dia.
Baca Juga: Masa Tenang Pilkada 2024, Pemkot Surabaya bersama KPU dan Bawaslu Mulai Tertibkan APK
Bahkan, Syamsul menjelaskan bahwa sebelum hujan turun, Tim DSDABM Surabaya sudah memulai langkah preventif dengan mengosongkan saluran air melalui pompa.
"Begitu langit mulai mendung, kami segera mengosongkan saluran-saluran melalui rumah pompa dan airnya dibuang ke laut. Ketika hujan turun, air akan langsung masuk ke saluran yang sudah kosong," jelasnya.
Selain mengoptimalkan rumah pompa, pihaknya juga melakukan pengerukan saluran primer maupun sekunder pada saat musim kemarau. Pengerukan dilakukan untuk meningkatkan kapasitas saluran, sehingga diharapkan aliran air lebih lancar saat turun hujan. "Jadi kapasitas saluran juga mempengaruhi. Makanya ketika musim kemarau kita lakukan pengerukan atau normalisasi saluran," pungkasnya.ys
Editor : Redaksi