MATARAM (Realita)- Agus Buntung alias IWAS (21) yang kini berstatus tersangka dugaan pemerkosaan mahasiswi di Mataram membantah bahwa dirinya melakukan tindakan asusila tersebut.
Agus mengatakan bahwa ia tidak bisa membuka baju dan celananya sendiri, sehingga ia tidak mungkin memerkosa mahasiswi.
Baca Juga: Pemuda Tuna Daksa tanpa 2 Tangan Jadi Tersangka Pemerkosaan, Polisi Sebut Pelaku Perkosa Pakai Kaki
"Saya tidak mungkin melakukan kayak gitu. Karena saya sendiri masih dirawat sama orang tua saya, saya tidak bisa ngapa-ngapain, masih dibukain baju dan celana sama orang tua," kata dikutip dari Metrotv, Minggu (1/12/2024).
Selain itu Agus juga menuturkan kronologi dirinya dibawa ke homestay oleh korban dan berbeda dengan keterangan para korban.
Menurutnya bukan dia yang jadi pelaku, melainkan ia yang jadi korban pelecehan seksual.
Soalnya, Agus lah yang diperdaya dan disuruh berhubungan badan oleh sang mahasiswi.
"Setelah di kamar (homestay) sampailah saya kaget sedikit dia membuka baju celana saya, saya diam dengan kebingungan. Terus dia membuka juga (baju dia). Terus (Agus) disuruh tidur di kasur posisi lurus gitu, udah gitu dia (korban) yang di atas saya. Posisi saya telanjang," ungkap Agus.
Dirinya menegaskan ia tidak mungkin memerkosa para korban mahasiswi karena mereka harusnya bisa melawan.
"Masa saya mau perkosa? kan dia (korban) bisa melawan, bisa mendorong masih bisa apa. Tidak ada kekerasan atau apa yang dituduhkan. Dengan keadaan saya seperti ini, logikanya masa saya memperkosa orang, saya enggak bisa buka baju celana, kan enggak mungkin sekali," jelas Agus.
Sementara pihak Polda NTB dalam rilisnya menyebutkan bahwa para korban dalam diintimidasi dan akhirnya mau berhubungan dengan pelaku Agus.
AKBP Ni Made Pudjawati membenarkan bahwa adanya tekanan dari pelaku sehingga korban mau melakukan tindakan tak senonoh.
Hal itulah yang menjadi dasar penyidik menetapkan Agus jadi tersangka pemerkosaan meskipun sosoknya merupakan disabilitas yang tidak punya tangan.raj
Editor : Redaksi