PONOROGO (Realita)- Tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Ponorogo kali ini terbilang rendah.
Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah warga yang tidak menggunakan hak pilihnya saat hari pencoblosan.
Baca Juga: Surat Suara Pilkada Ponorogo Mulai Dilipat, KPU Libatkan 170 Tenaga Borongan
Dari data di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Ponorogo, dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo yakni 762.414 pemilih hanya 553.077 pemilih yang memberikan hak pilihnya. Sedangkan 209.338 pemilih tidak menggunakan hak pilihnya.
Komisioner KPUD Ponorogo Amrullah Sabrina mengatakan tingkat partisipasi Pilkada 2024 mengalami penurunan ketimbang Pilkada 2020. Dimana bila 3,5 tahun lalu partisipasi mencapai 77 persen saat ini hanya 75 persen.
" Partisipasi kita hanya 75 persen. Itu memang menjadi PR kami," ujarnya, Selasa (03/11/2024).
Baca Juga: Jelang Laporan Dana Kampanye Tahap II, KPUD Ponorogo Warning Paslon Cakada
Amrullah mengungkapkan, tingginya Golongan Putih (Golput) dalam Pilkada kali ini, akibat sejumlah faktor. Dimana ratusan ribu masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya ini, diduga terserang sindrom malas. Lantaran usai Pemilu Februari lalu, harus kembali menggunakan hal pilihnya dalam Pilkada di November ini.
" Beberapa konstituen kita masih tersandra Pilpres. Terbawa kepentingan Pilpres sehingga muncul kejenuhan. Terlebih beberapa warga Ponorogo ada yang diluar kota," ungkapnya.
Baca Juga: Pilkada Ponorogo, KPU Resmi Tetapkan 2 Paslon
Amrul berdalih telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan partisipasi Pilkada Ponorogo. Diamana pada bulan Agustus pihaknya hanya menerima 45 persen angka partisipasi saat itu.
" Hanya ada waktu 3 bulan kita diberi waktu sebelum pencoblosan. Setelah berbagai upaya kita berhasil menaikan tingkat partisipasi 35 persen sehingga menjadi 74 persen," pungkasnya. znl
Editor : Redaksi
