Ajakan Terhadap Miftah, Pendakwah yang Lagi Viral

LAMONGAN (Realita) - "Ilmu tanpa adab hanya melahirkan kesombongan. Utamakan adab, karena itulah yang dapat memuliakan manusia dihadapan Allah dan sesama" (Gus Dur).

Begitulah yang sering disampaikan para ulama besar bahwa adab atau akhlaq lebih tinggi derajatnya dari ilmu. Seringkali seorang pendakwah salah kaprah dalam menyampaikan pesan keilmuannya dan sering pula salah menempatkan kalimat yang kemudian menjadi blunder dijaman penuh intrik dunia digital ini. Kemudian tak salah jika terjadi kericuhan, fitnah, caci maki dan penghakiman terhadap pendakwah yang hanya menguasai ilmu berbicara tanpa menggunakan adab tersebut.

Baca Juga: MUI juga "Jewer" Gus Miftah

Mari kita benar-benar belajar ilmu sekaligus adab atau akhlak agar bisa menyampaikan pesan dakwah dengan baik. Secara umum ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyampaian dakwah; pertama tentu saja dengan cara penuh kasih sayang dan Sabar. Dakwah harus dilakukan dengan pendekatan yang lembut dan penuh kasih. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan cara yang hikmah (bijaksana) dan mau’izhah hasanah (nasihat yang baik). Bersikap sabar dan menghindari kekerasan serta menghindari kalimat sewenang-wenang atau cara yang memaksa begitu penting dalam menyampaikan pesan dalam dakwah.

Kedua komunikasi yang Jelas dan Sederhana. Pesan dakwah harus disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Hindari menggunakan istilah-istilah yang rumit atau tidak dipahami oleh jamaah. Sampaikanlah pesan dengan cara yang sesuai dengan kondisi dan latar belakang pendengar.

Ketiga tentu saja menjadi teladan. Cara terbaik untuk berdakwah adalah dengan memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Jika perbuatan mencela dan membully ditempat umum, tentu saja tidak mencerminkan adab atau akhlak mulia. Selanjutnya yang keempat, menggunakan ilmu yang benar. Sebelum berdakwah, penting untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan sesuai dengan ajaran agama yang benar. Jangan menyampaikan sesuatu yang belum dipastikan kebenarannya, karena dakwah harus berdasarkan pada kebenaran dan bukan opini semata.

Kelima, memberikan solusi, bukan hanya kritik. Ketika berdakwah, lebih baik memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi ummat, bukan hanya mengkritik atau mencela apa lagi memanggil penjual minuman kemudian dipermalukan ditempat umum. Berikan pemahaman tentang cara-cara yang dapat membawa kebaikan dan perbaikan dalam kehidupan. Keenam, harus menghormati perbedaan. Dakwah harus disampaikan dengan rasa hormat terhadap perbedaan pendapat, budaya, dan latar belakang orang lain. Menghargai orang lain adalah bagian dari adab dalam berdakwah. Terakhir ketujuh, menyampaikan pesan atau dakwah dengan Doa. Berdoa kepada Allah agar hati jamaah atau yang didakwahi mendapatkan hidayah dan petunjuk, karena seberapapun usaha kita dalam berdakwah, hanya Allah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Tentu jangan pernah menghakimi jamaah karena banyak dosa atau karena perilakunya tidak sesuai dengan syariat.

Insya Allah dengan mempraktikkan prinsip-prinsip tersebut, dakwah akan lebih efektif dan membawa dampak positif bagi masyarakat.

Penting juga diketahui bahwa berdakwah juga dapat dilakukan dengan cara bergurau, seringkali bisa sangat efektif cara ini, asalkan dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengurangi keseriusan materi yang diajarkan dan tidak keprucut omong (salah bicara).

Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan pendakwah dengan cara bergurau :

Baca Juga: Usai Dibully Gus Miftah, Penjual Es Teh Kebanjiran Hadiah

1. Gunakan Humor yang relevan. Artinya pilih gurauan yang masih berkaitan dengan materi yang dakwah itu sendiri. Ini akan membantu orang atau jamaah mengingat informasi dengan cara yang menyenangkan dan tidak membingungkan.

2. Penting menjaga batasan. Humor dalam dakwah harus sesuai dengan kondisi dan konteks jamaah. Hindari humor yang berpotensi menyinggung perasaan atau membuat audiens merasa tidak nyaman.

3. Gunakan cerita lucu. Artinya pendakwah dapat mengaitkan konsep-konsep sulit dengan cerita lucu atau analogi yang menggelitik bisa membantu pemahaman. Misalnya, menjelaskan konsep ilmiah dengan perumpamaan yang ringan dan mudah dipahami.

4. Berikan ruang pada jamaah untuk berpikir. Terkadang, guyonan yang memicu pertanyaan atau pemikiran lebih dalam dapat meningkatkan keterlibatan audiens dengan materi, sesekali sampaikan juga dalilnya agar jamaah tidak terjerembab pada kesalah pahaman.

Meskipun bergurau, pastikan materi utama tetap tersampaikan dengan jelas. Humor bisa digunakan sebagai pemecah kebekuan atau untuk menekankan poin penting, tetapi jangan sampai mengalihkan perhatian dari inti pembelajaran. Humor yang alami dan berasal dari pengalaman pribadi akan terasa lebih autentik dan bisa menciptakan ikatan dengan jamaah.

Baca Juga: Gus Miftah Akui Dapat Teguran dari Mayor Teddy

Dengan cara ini, suasana jam'iyah atau pengajian umum akan terasa lebih ringan dan menyenangkan, tetapi tetap fokus pada tujuan edukasi.

Gus Dur kerap disebut sebagai 'Bapak Dark Joke' karena humornya sering pinggir jurang. Gus Dur juga sering nge-joke di arena pengajian untuk mencairkan suasana. Namun humor Gus Dur selalu menertawakan dua hal: dirinya sendiri dan orang yang punya 'kuasa'.

So, mari berhati-hati dalam menyampaikan pesan dakwah agar ilmu dan adab bersinambung menjalar kehati, kemudian menjadi laku yang baik magi ummat manusia.
Wallahu a'lam.

Penulis : Mahrus Ali

Editor : Redaksi

Berita Terbaru