JAKARTA (Realita)- Beredar petisi 'Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Presiden' di laman change.org. Hingga Rabu (4/12/2024) pukul 16.20 WIB, sudah 2.338 orang menandatangani petisi itu. Pada pukul 17.06 WIB, yang menandatangi petisi tersebut bertambah menjadi 2.549 orang.
Petisi ini muncul setelah video pernyataan Miftah yang dianggap menghina penjual es teh di Magelang, Jawa Tengah, viral di media sosial. Sebelumnya, aktivis perempuan dan penulis, Kalis Mardiasih, juga meminta Miftah dicopot dari jabatannya di pemerintahan.
Baca Juga: MUI juga "Jewer" Gus Miftah
"Nggak ada pantas-pantasnya manusia yang merendahkan martabat kemanusiaan yang liyan dititipi kekuasaan tertinggi buat ngurusi isu toleransi. Digaji mahal pakai APBN, menghinakan rakyat yang menggaji. ora nduwe isin! PECAT," kata Kalis Mardiasih, lewat akun media sosial X, pada Rabu, 4 Desember 2024.
Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman pun merespons desakan pencopotan dirinya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan tersebut.
"Tidak usah tanya (soal desakan pencopotan) itu, itu bukan kewenangan saya," kata Miftah ditemui di kediamannya, Rabu, 4 Desember 2024.
Baca Juga: Usai Dibully Gus Miftah, Penjual Es Teh Kebanjiran Hadiah
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)RI dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Jazilul Fawaid, mengatakan desakan publik agar Miftah dicopot dari jabatannya merupakan bagian dari kebebasan publik dalam menyampaikan aspirasinya.
"Kalau soal desakan, sorotan publik, pandangan publik, tentu variatif," kata Jazilul saat ditemui di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2024).
Baca Juga: Gus Miftah Akui Dapat Teguran dari Mayor Teddy
Menurut dia, banyak masyarakat yang geram dengan perkataan Miftah yang dianggap menghina seorang pedagang minuman.
"Saya pikir kita dengar sajalah, kita dengar saja sebagai desakan, sebagai kegeraman. Setiap orang boleh kan menyampaikan pendapatnya, apalagi orang sedang geram. Ya kita gak bisa melarang," katanya.rin
Editor : Redaksi