YAMAN (Realita)- Kebiadaban Israel makin tak terbendung. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus jadi korban tentara zionis.
Tedros mengatakan ia dan rekannya hampir tewas saat terjebak dalam serangan udara Israel di sebuah bandara di Yaman.
Baca Juga: Teroris Israel Bunuh 28 Petugas Medis Lebanon
Tedros menceritakan dirinya benar-benar 'terekspos' selama serangan itu yang menewaskan sedikitnya enam orang. Ia dan staf PBB lainnya telah meninggalkan Sana'a, di Yaman barat, pada hari Kamis setelah perjalanan untuk merundingkan pembebasan tahanan PBB dan menilai situasi kemanusiaan di negara itu ketika bandara tersebut diserang.
Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan serangan berbasis intelijen terhadap target militer milik pemberontak Houthi yang didukung Iran.
"Saat itu sangat kacau, orang-orang berlarian dan tak terkendali," kata Dr Tedros pada hari Sabtu, dikutip dari BBC.
"Tidak ada tempat berlindung, jadi kami benar-benar terekspos. Ini masalah keberuntungan, jika tidak, jika rudal itu menyimpang sedikit saja, rudal itu bisa mengenai kepala kami. Jadi rekan saya benar-benar berkata, setelah semua itu, kami nyaris lolos dari kematian," sambungnya.
Baca Juga: Israel Balas Bombardir Yaman, Houthi: Kami Akan Balas Lebih Keras
Direktur WHO yang telah memimpin organisasi tersebut sejak 2017 dan secara rutin tampil di depan publik selama pandemi COVID itu juga mengatakan kehadirannya di bandara tersebut sudah diketahui publik sebelum terjadinya serangan.
Ia juga menyebut bandara tersebut adalah fasilitas sipil dan karenanya tidak seharusnya diserang oleh Israel.
"Tidak masalah apakah saya ada di sana atau tidak. Kehidupan sipil apa pun adalah kehidupan - kehidupan saya tidak lebih baik daripada kehidupan manusia lainnya," imbuhnya.
Di sisi lain, Tedros juga membeberkan kondisinya setelah terjebak dari serangan tersebut. Ia dan rekan-rekan WHO lainnya aman dan selamat, meski salah satu rekannya dari Layanan Udara Kemanusiaan PBB ada yang terluka parah.
"Menara pengawas lalu lintas udara, ruang tunggu keberangkatan, hanya beberapa meter dari tempat kami berada, dan landasan pacu rusak. Kami harus menunggu kerusakan di bandara diperbaiki sebelum kami dapat berangkat," katanya dikutip dari laman WHO.
"Saya dan rekan-rekan saya di PBB dan WHO aman. Ucapan belasungkawa sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada keluarga yang orang terkasihnya kehilangan nyawa dalam serangan itu," katanya.ik
Editor : Redaksi