BEIRUT - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan 28 petugas medis yang tengah bertugas tewas dalam 24 jam terakhir di Lebanon, tempat israel menggencarkan serangan udara.
"Mereka mengirim pasukan untuk memerangi Hizbullah di tengah kasus konflik yang meningkat," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (3/10/2024).
Baca Juga: Amerika Serikat Ingatkan Teroris Israel agar Tak Hancurkan Lebanon Seperti Gaza
"Banyak petugas kesehatan (lainnya) tidak melapor untuk bertugas dan melarikan diri dari daerah tempat mereka bekerja karena pemboman," lanjutnya.
Tedros menyesalkan hal tersebut lantaran berdampak pada layanan kesehatan ke masyarakat. Pasalnya, muncul trauma di kalangan tenaga medis.
Perwakilan WHO di Lebanon Dr Abdinasir Abubakar mengatakan dalam jumpa pers bahwa semua petugas kesehatan yang tewas dalam sehari terakhir bertugas, selama ini membantu proses evakuasi warga. Terlebih mereka yang terluka.
Baca Juga: Hizbullah Serang Israel lagi, Dua Orang Tewas
Hampir 2.000 orang tewas, termasuk 127 anak-anak, dan 9.384 orang terluka sejak dimulainya serangan Israel di Lebanon selama setahun terakhir, demikian lapor kementerian kesehatan negara itu. WHO mengatakan jumlah ini juga meliputi 73 petugas kesehatan.
"Rumah sakit telah dievakuasi. Saya kira yang dapat saya katakan untuk saat ini adalah kapasitas untuk manajemen korban massal sudah ada, tetapi hanya masalah waktu sampai sistem benar-benar mencapai batasnya," kata Abubakar dari WHO.
Badan kesehatan global tersebut tidak dapat mengirimkan pasokan medis dalam jumlah besar ke Lebanon pada Jumat karena pembatasan penerbangan.
Baca Juga: Taktik Gerilya Hizbullah Sukses Bunuh 8 Teroris Israel
Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah menyebabkan kekacauan perjalanan udara, dengan maskapai penerbangan global mengalihkan atau membatalkan penerbangan serta penundaan yang lama dilaporkan di bandara regional.
Abubakar dari WHO mengatakan bahwa pihaknya sedang bernegosiasi dengan negara-negara untuk memfasilitasi pengiriman pasokan darurat ke Lebanon dan menjajaki opsi lain melalui laut atau darat.ik
Editor : Redaksi