Telur BPNT Ponorogo dari Luar Daerah, Bupati Giri: Itu Jahat!

PONOROGO (Realita)- Terungkapnya kasus telur dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Ponorogo, berasal dari luar daerah. Membuat Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko berang (marah, red).

Bahkan, orang nomor satu di Bumi Reyog itu, mengambil sikap tegas untuk memanggil peternak, penyedia BPNT dan Dinas Sosial Pemberdayaan  Perempuan dan Anak (Dinsos PPA) Ponorogo dalam waktu dekat terkait hal ini.

Baca Juga: Tangkal Isu Pecah Kongsi, Maljum Rilis Daftar Cabup-Cawabup Ponorogo Lewat PKB

Sikap Bupati Sugiri ini sendiri beralasan, pasalnya saat ini produksi telur di Ponorogo surplus dan melimpah dikandang. 

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, penyediaan telur pada BPNT untuk 8.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Ponorogo, harus berasal dari Ponorogo. Sehingga menjadi angin segar bagi peternak ayam petelur yang kini terancam gulung tikar.

" Wah itu jahat itu. Itu harus ditindak lanjuti dengan tegas. Jika masing-masing penyedia itu punya hati, ini harus punya hati dulu. Hati itu kita manfaatkan untuk berbuat baik, maka serap dulu produksi ponorogo biar kemudian dari Ponorogo untuk Ponorogo. Jangan sampai kita surplus telur sementara kita (BPNT) mengambil telur dari luar daerah," ujarnya, Selasa (28/09).

Baca Juga: Bentuk Generasi Berkualitas, DKKBN Ponorogo Implementasikan SSK

Sugiri meminta para penyedia, dan Dinsos tidak bermain-main dalam program BPNT. Terlebih untuk meraup keuntungan lebih dalam kondisi saat ini.

" Maka kami himbau dari penyedia siapapun itu, apapun itu harus mampu menyerap telur ponorogo dulu baru kalau tidak cukup baru telur dari daerah lain itu penting. Tegas ya , jangan main main dengan situasi ini ok!!," tegasnya.

Ia meminta seluruh leading sektor pada BPNT, khusus komodity pangan telur ayam untuk menindak lanjuti hal ini secepatnya. " Kita akan panggil semua peternak dan penyedia termasuk pak Dinsos (Supriyadi ) untuk segera menindaklanjuti biar diserap dulu telur Ponorogo jangan sampai telur Ponorogo surplus, terus seluruh Ponorogo murah sementara kita ngambil dri luar hnya untuk kepentingan perut dan keuntungan. itu sangat tidak baik, jelek banget ya," tekannya.

Baca Juga: Bursa 3 Calon Cabup Ponorogo Menguat, Sugiri-Ipong Berpotensi Kembali Berhadapan

Diketahui, sesuai data Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo, dari Asosiasi Peternak Ayam Petelur Ponorogo (APAPP). Dari 500 orang anggota peternak ayam petelur, dengan jumlah populasi ayam 900.000 ekor, total jumlah produksi telur mencapai 45 ton per hari, atau 1.350 ton. 

Sementara, Dinsos PPA Ponorogo merinci untuk mencukupi sekitar 8.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT di Ponorogo, kebutuhan telur mencapai 80 ton, dengan satu orang menerima 1 kilogram telur. Produksi telur di Ponorogo yang minim membuat kebutuhan komodity ini harus mendatangkan dari luar daerah. lin

Editor : Redaksi

Berita Terbaru