JAKARTA- Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad menerangkan hasil survei terkait persepsi publik terhadap Pancasila secara virtual, Jumat (1/10/2021).
Dari populasi itu dipilih secara random sebanyak 1.220 responden dengan responden yang dapat diwawancarai secara valid, sebesar 981 atau 80 persen. Waktu wawancara di lapangan sendiri dilakukan pada 15-21 September 2021.
Baca Juga: Kirab Pataka Jer Basuki Mawa Beya Suarakan Pilkada Damai Tiba di Kota Batu
Pada survei ini terdapat Margin of error dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, atau asumsi simple random sampling.
Peneliti bidang Sejarah dan Politik LIPI, Asvi Warman Adam yang juga hadir dalam rilis survei SMRC ini, menekankan, kebangkitan PKI tidak mungkin terjadi. Masyarakat dimintanya tak khawatir.
Baca Juga: Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Pj Wali Kota Batu Beri Penghargaan pada Personil Polri-TNI
“Itu kan omong kosong kebangkitan PKI. Karena organisasi ini sudah dilarang sejak 1966,” ujar Asvi.
Menurut dia, ideologi komunis sendiri sudah tidak relevan dengan kondisi dunia saat ini. “Jadi, sangat mustahil dan tidak masuk akal kalau organisasi ini akan bangkit,” terangnya.
Baca Juga: Direktur P3S: Pengangkatan 127 ASN di Minut Sudah Prosedural, Jangan Jadikan Komoditas Politik
Artinya, kata dia, tidak ada ruang sama sekali bagi PKI untuk hidup. Apalagi, di era reformasi TAP MPRS 25/1966 tentang larangan ajaran marxisme, komunisme dan seterusnya, masih berlaku. “Tidak ada fakta yang bisa berdiri adanya ideologi komunis. Jadi sepanjang Orba sampai era reformasi pun tidak ada sedikitpun ruang untuk PKI,” tukas dia.rk
Editor : Redaksi