JAKARTA - Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) akan digelar pada Desember 2021 mendatang. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) netral dalam Muktamar NU.
"Harapan saya, Pak Jokowi, sebagai kepala negara, ya, dalam hal muktamar ini netral," kata Said Aqil dalam kunjungan silaturahmi PBNU dengan Transmedia, di Jakarta Selatan, Kamis (11/11/2021).
Baca Juga: Kemlu Respon Soal 5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel
Said Aqil ingin Muktamar NU berjalan sesuai dengan gaya NU. Dia juga ingin agar ketua umum yang dipilih merupakan pilihan NU sendiri.
"Biarkan NU punya gaya sendiri, punya hasil pemilihannya sendiri," ujarnya.
Said Aqil sekali lagi menekankan, enggan pemerintah ikut campur dalam Muktamar NU. Menurutnya, ikut campurnya pemerintah akan merusak Muktamar NU.
Baca Juga: Hutang Indonesia Capai Rp 8.144 Triliun, Pakar: Bayi yang Baru Lahir Sudah Nanggung Utang Rp 30 Juta
"Kalau kata orang kan pemerintahan, kementerian, misalkan ikut campur dalam mobilisasi massa, itu akan rusak nanti, mobilisasi suara, akan rusak nanti," ungkap Said Aqil.
Saat ditanya apakah ada indikasi ikut campurnya pemerintah dalam Muktamar NU, Said Aqil tak menjawab tegas. Dia hanya menyayangkan seandainya ada campur tangan pemerintah dalam pemilihan Ketua Umum NU nantinya.
Baca Juga: Utang Rp 8000 Triliun, Pemerintah Indonesia Harus Nyicil Rp 500 T per Tahun
"Kalau ada, kita sayangkan. Jangan sampai instansi pemerintah ikut campur dalam hal muktamar NU, kredibilitas dua-duanya rusak, NU nya rusak, ininya, lembaga pemerintahan juga rusak. Malah menjatuhkan martabat muktamar," tutur dia.
Seperti diketahui, Muktamar NU akan digelar pada 23-25 Desember 2021 di Lampung. Salah satu agenda penting dalam Muktamar NU 2021 adalah pemilihan ketua umum. Sejauh ini ada dua kandidat calon Ketua Umum NU, yakni Said Aqil Siroj dan Yahya Cholil Staquf.ik
Editor : Redaksi