Hizbullah Tuding Raja Salman Teroris dan Sebar Ideologi ISIs

BEIRUT - Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah telah menghina Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi dengan menyebutnya sebagai "teroris". Bos milisi sekutu Iran ini juga menuduh Riyadh telah menyebarkan ideologi ISIS ke seluruh dunia.

Tudingan itu disampaikan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Senin, yang sengaja ditujukan kepada Raja Salman.

Baca Juga: Diduga Direta Israel, Pager Milik Anggota Hizbullah Tiba-Tiba Meledak

“Yang Mulia, teroris adalah yang mengekspor ideologi Daesh ke dunia,” kata Nasrallah, menggunakan akronim bahasa Arab untuk ISIS, seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (4/1/2022).

“Teroris adalah orang yang mengirim ribuan orang Saudi untuk melakukan operasi bunuh diri di Irak dan Suriah, dan itu adalah Anda," ujarnya.

Nasrallah juga mengecam kerajaan itu karena hubungannya yang dekat dengan Amerika Serikat (AS) dan untuk kampanye militer yang dipimpinnya di Yaman.

Komentar Nasrallah datang sebagai respons terhadap lawan politik dan kritikus di Lebanon yang mengkritik faksi Hizbullah yang didukung Iran karena merusak hubungan antara negara yang kekurangan uang itu dan Arab Saudi.

“Kami tidak menyerang Arab Saudi. Mereka terlibat dalam konspirasi yang lebih besar yang menghancurkan kawasan ini," ujar bos Hizbullah tersebut.

Setelah pidato itu, kantor Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa komentar Nasrallah tidak mencerminkan posisi pemerintah dan segmen masyarakat yang luas. 

Baca Juga: 1.307 Roket Ditembakan Hizbullah ke Israel

PM Mikati menambahkan pemerintah berkomitmen untuk memisahkan diri dari konflik regional, dan mendesak semua kekuatan politik untuk bekerja sama untuk mengeluarkan negara dari krisis ekonominya.

Cilegon dalam

“Sementara kami menyerukan Hizbullah untuk menjadi bagian dari afiliasi Lebanon yang beragam, kepemimpinannya menentang tren ini dengan posisi yang pertama-tama merugikan Lebanon dan kedua hubungan Lebanon dengan saudara-saudaranya,” bunyi pernyataan kantor PM Mikati.

"Demi Tuhan, kasihanilah Lebanon dan rakyat Lebanon, dan hentikan tuduhan politik dan sektarian yang penuh kebencian.”

Lebanon sedang berjuang untuk menyelesaikan perselisihan diplomatik dengan Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Kuwait, yang telah mengkritik Hizbullah atas peran mereka di Yaman dan konflik regional lainnya.

Baca Juga: Israel Akui Kuwalahan Hadapi Drone Hizbullah

Pada bulan Oktober, negara-negara Teluk menarik duta besar mereka dari Beirut, dan Arab Saudi melarang semua ekspor Lebanon. Itu terjadi setelah sebuah video muncul dari Menteri Informasi George Kordahi yang mengkritik perang koalisi pimpinan Saudi di Yaman.

Raja Salman dari Arab Saudi dalam pidatonya pekan lalu meminta Lebanon untuk menghentikan “hegemoni teroris Hizbullah atas negara Lebanon”.

Hizbullah baru-baru ini mendapat sorotan dari sekutu utama Free Patriotic Movement, salah satu partai politik Kristen paling penting di Lebanon, yang didirikan oleh Presiden Michel Aoun.sin

Editor : Redaksi

Berita Terbaru