MADIUN (Realita) - Gonjang-ganjing pengadaan laptop yang tidak sesuai spesifikasi pesanan terus memanas. Terakhir, PT Terra Data Indonusa (TDI) selaku prinsipal laptop merk Axioo mengambil kembali seluruh unit laptop yang telah dikirimkan ke Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Madiun, Rabu (5/1/2022). Hal itu, berujung ancaman pelaporan ke pihak berwajib.
Masalah ini, lantas menjadi atensi wakil rakyat. Wakil Ketua DPRD Kota Madiun, Armaya berharap adanya solusi yang terbaik. Seperti negosiasi ulang dengan pihak penyedia. "Saya menyarankan adanya negosiasi. Saya berharap bisa diselesaikan secara baik," katanya, Kamis (6/1/2022).
Baca Juga: Ukir Sejarah Kota Madiun, Bapak-Anak Jadi Wakil Rakyat
Yayak, sapaan akrab Armaya menjelaskan, dengan adanya negosiasi dan penyedia sanggup untuk memenuhi spesifikasi yang diinginkan, anggaran yang ada tidak akan menjadi Silpa. Lantaran dibayarkan saat P-APBD 2022. "Dengan adanya negosiasi dan kesanggupan, anggaran sebesar itu tidak menjadi Silpa. Nanti kan bisa dibayarkan di PAK. Tetapi semua tergantung kepada pengguna anggaran," ujarnya.
Politisi Partai Perindo ini berharap, dengan adanya solusi tersebut, ribuan laptop dapat segera dimanfaatkan untuk siswa kelas 5 SDN dan siswa SMPN Kelas 8 di tahun ajaran 2021/2022.
Baca Juga: Ini Harapan Pj Wali Kota Madiun setelah 30 Anggota DPRD Dilantik
"Harapan saya ini tidak menjadi keruh. Jangan sampai ini nanti merugikan secara menyeluruh. Karena laptop ini sudah ditunggu oleh anak-anak yang akan menerima laptop itu," ujarnya.
"Kami akan menanggil Kadindik untuk klarifikasi dengan masalah ini. Karena kami tanggal 23 Desember 2021 sudah melakukan sidak dan dikatakan kalau sudah sesuai spesifikasi," tambahnya.
Baca Juga: 30 Anggota DPRD Kota Madiun Resmi Dilantik, Ini Daftarnya
Diketahui, tahun 2021 Pemkot Madiun melalui Dindik setempat menganggarkan Rp 35,7 miliar dari Dana Insentif Daerah (DID) untuk memesan 4.880 laptop Axioo dengan spesifikasi Axioo Pro G5 i3-6157U, RAM 8GB DDR4, HDD 1 TB, layer 14 inch, window 10, garansi 3/3/3 onsite. Tetapi nyatanya, hanya dilengkapi dengan memori DDR3. Itu artinya speesifikasi tersebut lebih rendah dari pesanan.
Bahkan secara hitung-hitungan, terdapat selisih harga lebih murah sekitar Rp 60 ribu sampai Rp 100 ribu per unit. Jika ditotal selisih harga itu hampir setengah miliar.paw
Editor : Redaksi