SUMENEP (Realita) - Sejumlah warga di Dusun Topoar, Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan, Sumenep, Madura, Jawa Timur menanam pohon pisang di tengah jalan yang rusak parah. Jalan tersebut merupakan jalan poros desa.
Aksi penanaman pohon pisang tersebut sebagai bentuk protes warga terhadap pemerintah. Selain itu, keberadaan pohon pisang itu juga sebagai tanda dan peringatan bagi pengendara supaya berhati-hati agar tidak memicu kecelakaan.
Baca Juga: Pemkab Sumenep Diganjar Dua Penghargaan sebagai Penghasil Sapi dan Ikan Terbesar di Jatim
Kondisi jalan makin parah pasca hujan lebat mengguyur daerah tersebut. Selain jalan rusak parah, terdapat jurang berkedalaman 20 meter di sepanjang jalan tersebut.
Salah seorang warga, Iklal mengatakan, aksi menanam pisang di tengah jalan rusak terpaksa mereka lakukan demi mendapat perhatian pemerintah. Pasalnya sudah dilakukan berbagai upaya, namun selalu saja tak membuahkan hasil. Jalan desa dibiarkan rusak begitu saja.
"Kondisi jalan semakin rusak setelah intensitas hujan sangat tinggi. Roda empat tidak bisa melintas,” ungkap Iklal, kepada sejumlah media di Sumenep, Senin (14/2/2022).
Iklal mengungkapkan, Jalan tersebut sudah lama rusak. Namun, belum ada tanda-tanda untuk dilakukan perbaikan. Warga setempat, kata dia, sudah berusaha gotong royong untuk memperbaiki agar bisa dilalui roda dua.
Baca Juga: Satpol PP Sumenep Tingkatkan Pengawasan Rokok Ilegal melalui Siroleg
“Warga pernah memperbaiki jalan itu dengan gotong royong, tapi hasil swadaya pasti tidak bertahan lama,” katanya, menjelaskan.
Untuk menghindari jalan semakin rusak, maka warga sepakat menanam pohon pisang di jalan yang rusak sebagai tanda larangan masuk. Sebab, di pinggir jalan terdapat jurang berkedalaman 20 meter.
"Makanya kita tanami pohon pisang, agar warga yang melintas berhati-hati dan tidak terjadi kecelakaan," ujar Iklal, menambahkan.
Baca Juga: Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Pemkab Sumenep Percepat Pemanfaatan DBHCHT
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Karduluk Ahmad Faruq berharap pemerintah daerah dapat menganggarkan dana untuk perbaikan jalan di wilayahnya.
Jika melalui dana desa, jelas dia, untuk tahun ini tidak memungkinkan. Dana desa terserap pada program bantuan langsung tunai (BLT) untuk penanganan Covid-19.
“Untuk memperbaiki jalan dan tebing itu membutuhkan dana yang sangat besar,” kata Faruq, menjelaskan.haz
Editor : Redaksi