Aksi Terror terhadap Wartawan Kembali Terjadi, Kantor Media Perwira Satu Diteror OTK

GARUT (Realita)- Kantor Redaksi Perwira Satu dan Media Partner, mendapat teror dari seseorang yang bergaya seperti maling. Mereka berusaha memasuki kantor redaksi yang beralamat di Jalan Ciledug No. 225 Gilang Kencana, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut,  sekitar pukul 04.49 Wib, Selasa (15/2/2022).

Belum diketahui secara pasti motif dibalik teror tersebut, yang pasti mereka disinyalir berbuat jahat, namun upaya mereka untuk memasuki ruangan kantor tidak berhasil.

Baca Juga: Ketahuan Selingkuh, Candra Kurnain Sulut Rokok Dahi Istrinya Dihukum 1 Tahun Penjara

Pimpinan Umum Redaksi Perwira Satu dan Media Partner, R. Satria Santika atau yang dikenal dengan panggilan Tommy ini menjelaskan kronologi kejadian tersebut. Menurutnya, sebelum kejadian ia keluar kantor untuk membeli makanan, setelah itu balik lagi ke kantor, diperjalanan merasa ada yang membuntuti dirinya. 

"Sehabis beli nasi kucing ketika jalan saya merasa ada yang mengikuti, setelah sampai kantor, kemudian saya matikan lampu karena mau istirahat. Nah, sekitar pukul 3.49 Wib seperti ada orang diluar dan berusaha mencongkel jendela," jelas Tommy,  Kamis (17/2/2022).

Dirinya menduga aksi pengintaian yang dilakukan oknum bergaya preman dan maling itu ada kaitannya dengan produk pemberitaan redaksinya. 

Baca Juga: Melihat Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Surabaya, Ayo Adukan Lewat SIAP PPAK!

"Saya tidak bisa memastikan pihak mana yang melakukan teror, tapi saya menduga ini ada hubungannya dengan pemberitaan yang kita muat," ungkapnya.

Atas kejadian tersebut, Tommy akan menyelidiki kasus teror ini dan berencana akan melaporkannya ke pihak kepolisian untuk mengungkap teror di kantor redaksinya.

"Ini akan saya selidiki, rencananya kita mau bust laporan," tandasnya.

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya: Tanpa Wartawan, Masyarakat Tidak Tahu Kinerja Baik Kita

Anehnya, oknum yang memasuki area kantor bisa tahu letak ruangan yang biasa ditempati sehari-hari.

"Gerombolan itu tahu ruangan tempat kita kerja, padahal untuk memasuki pintu ruangan kedua ini harus melewati tiga gerbang dari arah samping, tidak mudah bisa masuk area ini," pungkasnya.tom

Editor : Redaksi

Berita Terbaru