TANGSEL (Realita)- Wacana penundaan Pemilu yang dihembuskan sejumlah elit politik turut memantik reaksi kalangan masyarakat bawah.
Komunitas pelaku UMKM Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), salah satunya. Mereka khawatir, Pemilu membuat para elit abai terhadap nasib rakyat yang sedang berjuang di tengah krisis akibat pandemi.
Baca Juga: Hadi Prawiro Tjandra, Pengusaha Minyak Goreng Tak ber-SNI Dituntut 5 Bulan Penjara
"Kalau bisa jangan mikir Pemilu dululah. Pikirkan nasib kami ini, buat makan aja susah," kata Wikram Pranata Ketua Komunitas UMKM Tangsel, Selasa (15/3), saat dalam siaran persnya kepada media.
Menurutnya, Pemilu yang biasa dilaksanakan lima tahun sekali acapkali menguras energi segenap bangsa untuk berkampanye. Terlebih, ia mendengar pada tahun 2024 juga akan dilaksanakan Pilkada serentak di seluruh daerah.
"Tak masalah Pemilu, tapi pulihkan dulu ekonomi. Sekarang lihat sendiri kan minyak goreng langka, harga-harga naik, banyak yang nganggur," ujarnya.
Dia, mengatakan jauh hari sebelum pelaksanaan Pemilu biasanya elit partai politik mulai sosialisasi kepada masyarakat. Mereka tak segan memasang gambar foto calon presiden hingga ke pemukiman warga. “Sekarang sudah banyak di jalan-jalan. Kok tega ya, nampang foto besar-besar saat rakyat susah, ini kayak nontonin penderitaan kami,” ungkap Wikram.
Ia, menilai keberadaan gambar tersebut tidak peka terhadap kondisi yang diderita masyarakat. Padahal seharusnya, sambung Wikram, elit politik bersatu padu mencari solusi agar ekonomi segera pulih.
Baca Juga: Pleno Kecamatan Sudah Selesai, Anggota DPRD Ini Minta Masyarakat Bersabar
Hal senada disampaikan Yusanti. Ia pesimistis pelaksanaan Pemilu di tengah kondisi pandemi bisa mengubah keadaan dengan cepat. Selain pemulihan ekonomi butuh waktu, dampak Pemilu seringkali membuat masyarakat terbelah.
“Sudah dua tahun babak belur, gak tahu ini sampai kapan. Kami butuh ketenangan, jangan lagi dibawa urusan dukung mendukung,” tandasnya.
Pemilik usaha Catering ini menceritakan, sejak pandemi omsetnya terus menurun. Pendapatannya bahkan tak mampu menutupi belanja modal dan biaya operasional sehari-hari.
Baca Juga: KPU dan Bawaslu Jombang Dikucuri Dana Hibah Rp 79 Miliar
“Teman saya sudah banyak yang gulung tikar. Saya jalani saja selama masih ada sisa waktu kontrakan,” ungkapnya.
Yusan berharap, pemerintah dan segenap elit politik tidak mengedepankan ego dengan memaksakan Pemilu sebelum ekonomi masyarakat benar-benar pulih.
“Istilahnya lagi susah diajak pemilu, tidak nyambung,” pungkasnya.kik
Editor : Redaksi