LAMONGAN (Realita) - Dipastikan degradasi ke Liga 2, setelah menghadapi tim Bhayangkara FC, dengan skor 0-4, pekan ke-32 BRI Liga 1, kemarin (20/03/2022) malam. Ratusan suporter Persela menyerbu pendopo Lokatantra Lamongan. Bahkan aksi tersebut diwarnai dengan pelemparan kembang api (flare) hingga merusak fasilitas umum dan kantor sekretariat Persela.
Usai ditenangkan Kapolres Lamongan, AKBP. Miko Indrayana, dan Dandim 0812 Lamongan, Letkol Kav. Endi Siswanto Yusuf, puluhan suporter yang masih bertahan dilokasi itu, meminta agar management persela menyampaikan pertanggung jawaban dan permohonan maaf atas kegagalan tersebut.
Baca Juga: Persebaya Lumat Bhayangkara FC 1-0
Permintaan itu ditanggapi oleh management persela, Edy Yunan Akhmadi, yang juga menjelaskan jika hingga saat ini, pihak management telah berusaha semaksimal mungkin.
"Kita semua tidak berharap degradasi. Kita sudah berupaya sekuat mungkin dengan cara apapun. Tetapi yang ada di lapangan berbeda, dan tidak bisa terwujud seperti harapan kita," Jelas Edi Yunan Akhmadi, saat audensi dengan beberapa supporter, Minggu (20/03/2022).
"Kami manajemen tidak bisa berbuat apapun tanpa bantuan semua pihak. Sekali lagi kita mohon maaf dan mohon maaf tidak bisa maksimal, " lanjut Yunan.
Lebih jauh Yunan menjelaskan jika kondisi Persela saat ini berbeda dengan musim-musim sebelumnya. Pasalnya sejak Liga 1 tahun ini digelar, pertandingan dilaksanakan tidak home away sekaligus tanpa penonton.
Baca Juga: Bantai Persebaya 3-0, Madura United Kokoh di Puncak Klasemen
"Awal kompetisi modal belum ada, ditambah lagi tidak ada penonton. Liga 1 musim ini kita kesulitan, dan kami sudah membuka kepada investor, siapapun pihak yang ingin memiliki dan pengelolaan Persela dengan syarat Persela tetap di Lamongan," kata Yunan.
"Sebelum BRI Liga 1 tahun 2022 ini bergulir, Persela harus membayar gaji pemain dan Persela harus membayar denda pelanggaran pemain. Pertandingan bukan home away, namun format series dan bubble to bubble disitu kita tidak bisa mengontrol. Itu yang membuat kita semakin berat mengarungi Liga ini, " lanjutnya.
Meski demikian, Yunan berharap pada musim berikutnya, kondisi persepakbolaan kembali normal dan management akan lebih berusaha sekuat mungkin. "Kedepan demi kebaikan Persela untuk bangkit ada poin-poin yang dirancang menejemen, dan perlu menjalin komunikasi ke berbagai pihak. Saya kira banyak orang Lamongan yang mampu peduli dengan Persela. Terus terang kami di tahun ini sangat tidak mampu. Jangan ada Persela dibawa ke politik, kami tidak ingin mengaduk Persela dengan politik," tuturnya.
Baca Juga: Pegadaian Liga 2 Resmi Dimulai, Mari Bersama MengEMASkan Indonesia
Dari aksi malam itu, sejumlah fasilitas pendopo Lokatantra dan kantor sekretariat Persela, rusak akibat kekecewaan supporter.
Kerusakan akibat kemarahan suporter Persela.
Seperti yang diketahui, selama 31 pertandingan, Persela hanya menang 3 kali, seri 12 kali dan kalah 17 kali. Hingga menempatkan di posisi 17 dengan jumlah 21 poin, hingga dipastikan degradasi ke Liga 2.def
Editor : Redaksi