Hasrat Seks Tiba-Tiba Muncul di Siang Hari saat Puasa, Begini Cara Meredamnya

JAKARTA - Selain tentunya makan dan minum, ada beberapa faktor lainnya yang dapat membatalkan puasa. Salah satunya adalah berhubungan badan dengan pasangan.

Di tengah bulan puasa, bagi pasutri yang sering berhubungan atau memiliki sebuah jadwal yang spesifik haruslah menyesuaikan agar puasa tetap lancar.

Baca Juga: Pas Enak-Enak saat Ramadhan, 2 Sejoli Bukan Pasutri Digerebek Dalam Kamar Kos

Sebenarnya tidak hanya di bulan puasa, dalam keseharian juga ada saat-saat yang mengharuskan untuk mengelola hasrat ingin berhubungan. Begini saran dari seksolog agar mengelola hasrat tersebut secara sehat.

"Namanya juga hasrat ya, kita kan kadang-kadang gak ada pemicunya. Kalo ada pemicunya, berarti kita harus hindari pemicunya," tutur Zoya Amirin, MPsi, FIAS, seorang seksolog klinis, pada acara daring e-Life: 'Tahan Dulu Ya Sayang, Kita Masih Puasa!', Jumat (8/4/2022).

Itu adalah salah satu saran dari Zoya agar dapat mengelola hasrat ingin berhubungan dengan pasangan. Hindarilah tontonan, audio, atau bahkan sosial media yang dapat sekiranya menjadi pemicu munculnya hasrat itu.

Zoya menyamakan hal tersebut dengan saat seseorang iseng menghampiri kulkasnya di tengah berpuasa dan kemudian muncul sebuah godaan untuk makan.

Namun, ia juga mengatakan bahwa ada saja orang yang tidak memiliki sebuah pemicu. Bisa saja, tiba-tiba, saat melihat pasangan sedang melakukan kegiatan sehari-hari, seperti bersiap-siap ingin kerja, muncullah hasrat ingin berhubungan.

"Nah, kalo hal-hal seperti itu, apa yang harus dilakukan? Cara mengelolanya, gitu ya, adalah dengan cara, oke masuk ke kamar, atau ke toilet kalo lagi di tempat umum, tapi pokoknya menyepi [menyendiri] dulu, tarik napas sampe 10 kali," kata Zoya.

Baca Juga: Nikmatnya Bercinta dengan Posisi Cowgirl

Dengan bernapas dengan tenang sebanyak 10 kali, Zoya menjelaskan bahwa jantung yang berdebar-debar saat muncul hasrat tersebut akan mengikuti ritme napas dan juga ikut tenang.

Setelah tenang, Zoya menyarankan untuk melakukan acceptance atau penerimaan. Caranya dengan mengatakan bahwa rasa nafsu yang timbul ketika melihat pasangan merupakan suatu hal yang wajar karena itu dapat diartikan sebagai rasa sayang.

"Kenapa harus di-accept? Karena, kalau kita tolak, ya, itu akan makin bikin si otak tuh penasaran, gitu, untuk membuat kita menjadi bergairah terus," jelasnya.

Namun, ia menegaskan bahwa "menerima" bukan berarti bahwa hasrat berhubungan itu harus dilampiaskan pada saat itu juga. Bukan menjadi alasan untuk "mengganggu" pasangan.

Baca Juga: Agar Hubungan Seks Lebih Panas dan Hidup, Ini Tipsnya!

"Jadi, penerimaan itu artinya 'kita dengan diri kita'. Ini adalah peperangan kita jadi jangan salahin pasangan kita. Misalnya, 'ih pasangan saya kenapa sih jadi terlihat menarik? Salah dia nih'. Nah, belajarlah untuk menerima itu adalah di dalam kontrol kita, ya. Jadi itu kita yang mengelola," lanjutnya.

Zoya juga menjelaskan lebih lanjut bahwa jika hasrat tersebut ditolak, hormon kortisol (hormon stres) di otak akan bekerja. Saat mencoba menolak hasrat, kortisol tersebut akan mencoba "melindungi" dan malahan akan melampiaskan hasrat tersebut, dapat saja berujung melakukan hubungan seks dan membatalkan puasa.

"Jadi, tenangin dulu si kortisolnya. 'Tenang kortisol, wajarlah saya nafsu dengan pasangan saya karena saya merasakan halnya seperti ini ini ini (alasan mengapa jadi nafsu). Jadi, nanti saya akan ekspresikan (ke pasangan) begitu sudah buka puasa, kalo sekarang, ya udah, saya simpan aja dulu buat diri saya sendiri'," jelasnya dilansir detik.ik

Editor : Redaksi

Berita Terbaru