Perang Rusia vs Kroasia Berdampak pada Perekonomian Jatim

SURABAYA (Realita)- Realisasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di wilayah Jawa Timur hingga akhir triwulan I atau 31 Maret 2022 tumbuh mencapai Rp 82,93 triliun.

Jumlah ini terdiri dari pendapatan yang naik sebesar 24,8% dari target Rp224,34 triliun dan berikutnya adalah belanja negara yang naik sebesar 23,08% dari alokasi Rp117,60 triliun.

Baca Juga: Kemenkeu Jawa Timur: Kontribusi Jatim Secara Nasional Sebesar 14,22%

Dari data yang diterima redaksi, secara years on years (yoy) kinerja pendapatan negara di Jatim pada triwulan I mencapai 24,87% atau Rp55,79 triliun.

Sementara dari segi realisasi belanja negara di Jatim juga naik sebesar 21,84% atau Rp 26,70 triliun dari alokasi yang ditetapkan sebesar Rp 122,23 Triliun.

"Capaian pendapatan negara ini berasal dari realisasi pajak yang mencapai 18,73 triliun. Sedangkan untuk belanja negara mencakup belanja kementrian/lembaga yakni sebesar Rp6,73 triliun dan TKDD terealisasi sebesar Rp20,41 triliun," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Jatim Taukhid dalam gelaran Monthly Media Update 2022 di Gedung Keuangan Jatim, Selasa (26/04/2022).

Khusus belanja kementerian/lembaga kata Taukhid, pada periode ini tumbuh negatif sebesar 14,18%. Musabab menurunnya belanja K/L disebabkan oleh menurunnya realisasi belanja modal sebesar 57,03%.  

"Selain belanja modal, penurunannya ini juga disebabkan oleh belanja barang yang hanya sebesar 16,22% jika kita bandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya," katanya.

Baca Juga: Sigit Danang Joyo Jabat Kepala Perwakilan Kemenkeu Jatim 2024

Selain belanja mengalami penurunan, untuk pendapatan sendiri juga mengalami pertumbuhan yang negatif. Khususnya untuk kategori pendapaan negara bukan pajak (PNBP). 

Realisasi PNBP di Jatim pada periode ini mencapai Rp1,40 triliun. Angka ini secara nominal tumbuh negatif sebesar 20,99% yang terutama disebabkan oleh perubahan status 2 universitas di Jatim dari BLU menjadi PTNBH.

"Ada dua universitas yakni universitas Brawijaya Malang dan UNM," katanya.

Secara lokal, khusus realisasi pendapatan APBD di Jatim pada periode ini mencapai Rp26,70 triliun. Angka ini terbilang masih jauh dari target yang sebesar Rp122,23 triliun. 

Baca Juga: Investasi di Jatim Sampai Triwulan III-2023 Capai 90%

"Realisasi pendapatan APBD konsolidasian se-Jatim baru terealisasi sebesar 21,84% dari target sebesar Rp122,23 triliun. Jumlah ini masih didominasi oleh pendapatan transfer pemerintah pusat (TKDD) dengan porsi 76,45% dari total pendapatan daerah," ucapnya. 

Tak hanya itu, Tauhid juga menyinggung terkait konflik Rusia dan Ukraina. Menurutnya, konflik tersebut berdampak terhadap perekonomian di regional Jatim.

"Terutama pada sisi penawaran karena konflik berdampak pada jalur perdagangan sehingga mengakibatkan lonjakan harga komoditas, harga energi dan stock terhadap supply chain dan keuangan dalam hal ini pergerakan nilai tular rupiah," tegas Taukhid.sd

Editor : Redaksi

Berita Terbaru

Pringsewu Waspada Jambret

PRINGSEWU- Polres Pringsewu mengimbau masyarakat untuk tidak bermain ponsel saat berkendara demi menjaga keselamatan dan mencegah kejahatan. imbauan ini …