JAKARTA- Pilihan Presiden Joko Widodo menghabiskan waktu libur Hari Raya Idulfitri 1443 Hijriyah di Bali menyiratkan sikap politik yang bertentangan dengan PDI Perjuangan.
Begitu analisis Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menanggapi sikap Jokowi yang bertentangan dengan langkah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang justru sowan ke Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada hari H lebaran Senin lalu (2/5) di Jakarta.
Baca Juga: Ekonom Indef: Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi Terendah Dibanding SBY bahkan Era Soeharto
"Sebetulnya Jokowi mesti peka saat Prabowo bertemu Jokowi, setidaknya ada pesan khusus dari Mega kalau saya membacanya," ujar Jerry, Sabtu (7/5).
Jerry menjelaskan, ada dua kemungkinan yang menjadi sikap politik Jokowi, mengapa hingga hari ini tak kunjung bersilaturahmi secara langsung kepada Megawati. Malah, ia lebih memilih berlibur ke Bali bersama keluarganya.
Baca Juga: Pensiun, Jokowi Terima Hampir Rp 63 Juta per Bulan
"Pertama, kalau Jokowi tak ada inisiatif mengunjungi ketua umum partai yang membesarkannya saya pikir bayang-bayang LBP masih kuat. Dan Jokowi lupa bahwa dia dalam partai merupakan petugas partai," tuturnya.
Apabila karena itu, Jerry menduga hubungan antara Jokowi dan Megawati tak bisa dibilang sehat-sehat saja. Justru menunjukkan ada keretakan di antara keduanya.
Baca Juga: Puti Guntur Soekarno Konsisten Bangun Generasi Milenial Berlandaskan Ideologi Bangsa
Atau menurut Jerry, ada kemungkinan kedua yang membuat Jokowi lebih memilih ke Bali untuk berlibur sembari melakukan serangkaian kerja peninjauan destinasi wisata. Yakni, terkait dukung mendukung sosok Capres yang akan diusung PDIP kelak untuk Pilpres 2024.
"Atau mungkin Jokowi lebih cenderung ke Ganjar Pranowo ketimbang memilih Puan Maharani sebagai Capres," tandasnya.jr
Editor : Redaksi