JAKARTA – Pertemuan dengan Elon Musk di markas SpaceX di Boca Chica, Amerika Serikat, harus diwaspadai Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Yang menjadi sorotan dalam pertemuan itu tidak lain adalah penampilan pemilik Twitter itu.
Baca Juga: Direktur P3S: Pengangkatan 127 ASN di Minut Sudah Prosedural, Jangan Jadikan Komoditas Politik
Sebab, Elon Musk hanya mengenakan kaos oblong.
Hal yang sama pernah ia lakukan saat Elon Musk saat menjamu Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan waktu lalu.
Artinya, baik menemui Luhut maupun Jokowi, pendiri SpaceX itu tidak mengenakan setelan resmi seperti menjamu pejabat negara.
Peneliti politik Amerika Serikat, Jerry Massie menilai ada perlakuan berbeda yang diberikan Elon Musk atas kunjungan Jokowi tersebut.
Elon Musk seolah punya penilaian bahwa Jokowi hadir bukan atas nama negara.
Jerry lantas membandingkan saat Elon Musk melakukan panggilan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada tahun 2021 lalu.
Di mana keduanya dikabarkan membahas kerja sama dalam teknologi luar angkasa.
Sementara saat menjamu Jokowi, tidak jelas kerja sama apa yang dibahas.
“Jadi Elon tahu mana urusan negara dan pribadi dan kelompok! Kalau Turki urusan negara,” tegasnya, Minggu (15/5/2022).
Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Diminta Tak Pakai Jasa Buzzer dan Influencer
Di satu sisi, Jerry Massie juga mempertanyakan alasan Jokowi gembar-gembor bahwa Elon Musk akan ke Indonesia pada bulan November mendatang.
Padahal, apa yang disampaikan Elon Musk baru sebatas “mudah-mudahan”.
“Orang Amerika kalau bilang “mudah-mudahan” itu tanda belum ada kepastian,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Jerry Massie juga yakin Elon Musk tengah bertanya-tanya tentang alasan mendasar mengapa pejabat negara ramai-ramai mencarinya.
Padahal orang Amerika memiliki tipikal, mereka akan menanam investasi jika memang tertarik pada suatu hal, bukan dikejar-kejar oleh orang-perorangan.
Baca Juga: Airlangga Mundur, Pengamat: Jokowi dan Gibran Berpeluang Jadi Ketum jika AD/ART Diubah
“Ingat, culture atau budaya orang Amerika dengan kita berbeda,” tandasnya.
Yang ditakutkan Elon Musk seperti investor Jepang yang cabut dari IKN yakni soft bank sebelumnya CEO perusahaan tersebut, Masayoshi Son dipercayakan Jokowi sebagai komite pengarah di proyek IKN.
"Geo-politik yang tak menentu menjadi salah satu indikator Elon Musk, saya yakin agak was-was berinvestasi di Indonesia,"ucap Jerry.
Ia menambahkan, mereka sudah belajar iklim investasi dan juga market place di Indonesia apalagi demo buruh dan mahasiswa akibat penundaan pemilu.
"Jadi, berita itu (demo, dan lain-lain), saya kira sudah dibaca Elon Musk. Sebaiknya untuk Elon dekati Donald Trump, contoh Harry Tanoe yang dekat dengan Donald Trump dan bisa sounding ke Trump lantaran Elon punya kedekatan dengan Trump,"pungkas Jerry.jr
Editor : Redaksi