SURABAYA (Realita)- ketidaktransparan dalam iuran pengelolaan lingkungan (IPL) di Apartemen Purimas yang dilakukan Ketua Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Anas Marsis. Membuat warga sepakat untuk menggulingkan pengurus itu dan terpilih Magdalena Christiana sebagai ketua P3SRS yang baru.
Salawati Taher kuasa hukum dari Magdalena mengatakan bahwa kliennya terpilih setelah dilakukan rapat umum luar biasa (RULB) oleh warga apartemen.
"Seharusnya, masa jabatan di paguyuban warga Apartemen Purimas adalah tiga tahun. Anas terpilih sebagai ketua perhimpunan itu sejak 2019 lalu. Baru akan berakhir 2022 nanti. Namun, dalam kepengurusanya tidak ada laporan, maka ia diganti pada 2021 lalu,"terangnya.
Lebih lanjut Salawati menjelaskan, berjalannya kepengurusan Magdalena yang transparan dalam laporan keuangan dan lain sebagainya. Tiba-tiba, kini muncul pengurus tandingan yang ingin menggulingkan Magdalena.
Pengurus tandingan berdalil bahwa kepengurusan Magdalena tidak terdaftar di Dinas Cipta Karya Surabaya. Sehingga, mereka tidak mau membayar IPL, alasannya pengurus itu ilegal.
“Padahal, pengurus yang lama juga tidak pernah terdaftar. Setelah saya kroscek di Dinas Cipta Karya semua apartemen di Surabaya, pengurus P3SRS tidak ada yang terdaftar,” ungkapnya sambil menunjukan aturan yang tercantum di Permen PUPR Nomor 14/2021 tentang P3SRS.
Masih kata Salawati, Rabu (15/6/2022) pagi, pengurus tandingan kembali buat onar. Dengan cara memaksa ingin menggunakan fasilitas kolam renang apartemen untuk mengadakan pertemuan. Namun, mereka tidak mau meminta izin kepada pengurus P3SRS saat ini.
“Kami sempat adu mulut dengan mereka. Kami perwakilan bu Magdalena karena beliau tidak bisa hadir. Saya sudah bilang bahwa kolam renang sedang maintenance. Saya juga menyarankan agar mengikuti prosedur saja. Yakni minta izin ke pengurus P3SRS sekarang,”ungkapnya.
Siang hari, permasalahan sempat redah. Namun, malamnya mereka kembali membuat pertemuan. Mereka menyebut itu RULB. Pengurus saat ini sempat hadir. Bahkan, didampingi oleh tim penasihat hukumnya. Sayangnya, terjadi bentrok.
Salah satu tim penasihat hukum pengurus P3SRS, yakni Metthew sempat mendapat pukulan.
“Padahal, kami tadi itu datangnya baik-baik. Tapi, kok malah salah satu anggota kami dipukul,” keluhnya
Akhirnya, tim penasihat hukum pengurus P3SRS langsung ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim untuk membuat laporan polisi. “Ini lagi proses pelaporan. Kami semua sudah barada di Polda Jatim,”katanya.
Sementara itu, pengurus eksekutif di Apartemen Purimas Lukas Chaves Shanelron Fernandes, merasa tidak nyaman dengan kejadian itu. “Kami ini sepanjang hari bekerja tidak nyaman. Karena ada ribut-ribut tadi,”ungkapnya.ys
Editor : Redaksi