2 Hari Visitasi, Tim Panselnas Klaim Ponorogo Layak Jadi UCCN

realita.co
Tim Panselnas UCCN saat melihat progres pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban ( MRMP) di Kecamatan Sampung.

PONOROGO (Realita)- Usai dinyatakan lolos 4 besar pengusulan Unesco Creative Cities Network ( UCCN) tahun 2025, tim Penilaian Nasional (Panselnas) dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf-RI) melakukan visitasi atau kunjungan selama dua hari di Kabupaten Ponorogo.

Sejak 26 hingga 27 September, Tim Panselnas yang dipimpin budayawan nasional Taufik Rahzen melakukan kunjungan di sejumlah tempat di Bumi Reog, guna melihat langsung ekosistem ekonomi kreatif yang tercipta dari keberadaan kesenian Reog Ponorogo.

Baca juga: Tagih Janji Pemerintah Reog Jadi ICH Unesco, Ribuan Seniman Ponorogo Turun ke Jalan

Pada hari pertama visitasi, Taufik dan tim melakukan kunjungan di Objek wisata Telaga Ngebel, tak hanya disugihi pertunjukan Reyog wanita dari Sardulo Macan Nareshwari, tim juga melihat ekosistem wisata di objek wisata unggulan Ponorogo.

Sementara pada kunjungan hari kedua, tim Panselnas mengunjungi 6 tempat sekaligus, mulai dari melihat penampilan gamelan Reog yang dilakukan anak-anak disabilitas dari Panti Asuhan Tunanetra Aisyiyah Ponorogo, pertunjukan Reog Festival dari Taruno Joyo SMA Muhammadiyah Ponorogo, meninjau sentra batik Ponorogo di studio SAKHA Boutique di Jalan Pramuka II Kelurahan Mangunsuman Kecamatan Siman, melihat langsung progres pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban ( MRMP) di Kecamatan Sampung, menyaksikan penampilan Reyog Cilik di yayasan Kawula Bantarangin ( KABA) dan meninjau pembuatan Barongan Reog serta Dadak Merak di Desa Sumoroto Kecamatan Kauman.

Tim Panselnas UCCN Taufik Rahzen mengatakan, setelah dua hari melakukan visitasi di Ponorogo, ia mengaku kagum dan membuktikan sendiri Reog Ponorogo menjadi sebuah jati diri dan lokomotif penggerak ekonomi kreatif di wilayah ini.

Baca juga: Takjub Dengan Reog Ponorogo, Sandiaga Uno Janji Kawal Hingga Diakui Unesco

" Bener, Ponorogo ini bukan hanya komunitas atau kota tapi habitat Reog. Bukan hanya sebuah kebudayaan tapi saat kita lihat akan ada monumen dan museum peredaban Reog Ponorogo ini nanti, itu menjadi satu keterkaitan kuat," ujarnya, Jumat (27/09/2024).

Taufik mengaku dengan ekosistem kuat yang diciptakan Reog Ponorogo ia optimis Ponorogo layak menjadi kota kreatif dunia jejaring Unesco pada tahun 2025 nanti. Kendati demikian, pihaknya berharap adanya komitmen bersama tak hanya pemerintah daerah namun juga seluruh masyarakat untuk mewujudkan Ponorogo sebagai kota kreatif dunia.

" Tentu saja kesempatannya besar dan utama. Tetapi tidak hanya road map atau blueprint saja tapi keinginan bersama seluruh masyarakat untuk mewujudkan ekosistem budaya ini yang akan kita tawarkan ke dunia global," ungkapnya.

Baca juga: Hutan Hujan Sumatera Masuk Dalam Daftar Bahaya Unesco

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edhie mengaku segala upaya baik dari Pemerintah dan Komunitas yang telah dilakukan harus didukung penuh masyarakat guna mewujudkan UCCN untuk Ponorogo.

" Adanya museum peredaban yang terus dikebut pekerjaannya dan tidak mangkrak, nantinya akan menjadi hap kreatif dan kesenian nya ponorogo ini harus terus kita dukung. Beliaunya ( Taufik Rahzen.red) juga terkesan dengan potensi di Ponorogo ini. Kedepan beliau meyakini sebagai tim Panselnas bahwa Ponorogo ini kota kreatif yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat Ponorogo," pungkasnya. znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru